November 29, 2010

will you....

by uLLy di 9:35 pm 0 komentar


Senja merapat menuju karib malam, lebih awal dari biasanya kalo dimusim dingin. Sore tadi kekasihku mengirimkan sepenggal pesan di telepon genggamku:”ku tunggu di depan gedung lab-mu pukul 9 malam, 나중에 봐요! see u!” tulisnya. Aku bergegas membereskan meja kerjaku yang berserakan dengan paper dan mematikan komputerku. Tak ingin terlambat, aku sudah merindui wajah kekasihku sejak semalam, gumamku kalap. Ku percepat langkah ketika menuruni anak tangga dari lantai dua menuju pintu keluar itu. Sebentar kukibaskan poni yang menghalangi pandangan di balik kaca mataku. Kurapatkan jaketku, kali ini tanganku pun tak lupa kubungkus dengan sarung tangan hitam beludru lengkap dengan pita di pangkalnya. Ini hadiah dari orang tua Joe-Jin, kekasihku. Sarung tangan yang selalu nyaman aku pakai tiap kali cuaca mendadak ekstrim dinginnya. Hangat, hilang bekunya.

Aku terpaku sesaat, memandang sekeliling. Sepi. Tapi dari arah timur, tanpa sepengetahuanku, kekasihku langsung memelukku. Hangat. ah, bodoh sekali rasanya tak menyadari hadirnya yang begitu tiba-tiba. Wangi pasta gigi kesukaannya merebak ketika mulutnya menyuarakan: “진짜 보고 십다 (jinja bogo shipda )! I really miss u!”. Aku hanya tersipu, masih saja kaku dengan ini. Padahal kalo perempuan korea kebanyakan, dibegitukan biasanya bisa langsung teriak2 histeris.. hahaha, saya lebay kalo yang ini.

Tanganku langsung dituntunnya menuju mobil yang terparkir di sudut yang sama dengan kedatangannya. Mobil melaju dengan kecepatan sedang, sesekali tangan kanannya iseng menggengam jemariku, dia tau kalo jemariku selalu dingin. Dan tiap kali dia menggenggam, rasa hangat menjalari. Kami tak banyak bicara, disamping dia memang pendiam, aku juga seperti kehilangan selera humor. Semacam ingin menikmati romantisme selayaknya pasangan seperti di serial drama favoritku itu. Biarlah. Alunan musik lembut mengalun di mobil SM5 berwarna hitam itu, tanpa jeda.

Malam itu, aku tak ingat entah berapa kali dia memandangiku, dalam. Aku mencoba untuk bertingkah seperti kencan-kencan kami sebelumnya.
“Kenapa dia begitu kikuk malam ini?, pikirku.

Padahal kami sudah setahun ini menjalin kasih. Tapi tidak dengan malam ini, dia banyakan diam saja. Mobil ternyata diarahkan ke pantai Haeundae.

“Hey.. kenapa mengajakku ke pantai di suhu dingin seperti ini?” ujarku protes.

Dia hanya menatapku sekilas, mesin mobil tetap dinyalakan, agar hawa hangat bisa terus terjaga. Kali ini tangannya sibuk mengganti musik yang sedang terputar lembut itu. Lagu itu, aku pernah mendengarnya di Youtube, suka sekali.

“Dia juga tau ternyata?”, gumamku.
Rasa penasaran yang baru akan terlontar, tiba-tiba bungkam, sesaat dia mendaratkan kecupannya di keningku.

“Will you marry me?”, ucapnya di sepenggalan kata, sambil mengeluarkan cincin bertahtah-kan berlian mungil itu. Aku hanya terdiam, tak percaya. Nafasku seakan hanya sampai tenggorokan saja rasanya. Dada berdentang tak karuan, aku ingin meledak, sepenuhnya.

Kekasihku menatap lurus-lurus ke arahku, sebelum aku sempat berkata :”Kiss me!”
“He?”
“Kiss me,” ulangku, menggigit bibir bawahku.

Secepat kilat, kekasihku menekankan bibirnya dengan semangat. Aneh, harusnya aku tersengal tiap kali dicium seperti ini. Tapi entah kenapa, nafasku justru makin teratur. Aku menangkup wajah kekasihku dan mencium bekas cukuran di sepanjang garis rahangnya. Ciuman itu meninggalkan jejak basah dari daerah dekat telinga hingga jakun kekasihku.

“Should we continue this?”, Tanya kekasihku, sedikit khawatir.

“Hey, you’re asking me?”, jawabku tak mau kalah.

Tanpa menunggu sepersekian detik, mobil langsung dijalankan membelah malam. Melaju lebih kencang dari yang tadi. Aku tak sempat bertanya, karena sejurus kemudian aku membaca tulisan “IRISH APARTE”, tempat tinggal kekasihku yang memang tak jauh dari pantai Haeundae. Pasrahku sudah tak pakai logika.

NB: ini lagu yang meng-inspirasi tulisan ini, tadinya!! harusnya pun pen-diskripsiannya merunut ke lirik lagu ini, tapi koq yah saya malah melenceng ke yang "iya-iya" gini yah?? ..*tepok jidat..

November 27, 2010

advent-arbab-rindu

by uLLy di 2:51 pm 0 komentar

Dan tak terasa minggu ini sudah memasuki minggu advent I, minggu persiapan menyambut kelahiran Tuhan Yesus. Kalau dulu waktu masih sekolah di kampung, masa advent ini punya arti tersendiri bagi saya. Masa advent yang artinya masa penantian, menunggu kelahiran Tuhan Yesus, memberikan saya waktu untuk merenung.Kita kembali diajak untuk mensyukuri apa yang sudah kita lalui setahun belakangan ini, menelaah perjalan hidup. Natal selalu diidentikkan sebagai puncak perayaan itu, padahal Natal adalah bagian dari proses penantian itu tadi.

Bagi pengikut Kristus, Advent sekaligus mengandung dua makna penting: Merayakan masa penantian kelahiran Kristus, sekaligus merayakan masa penantian kedatangan Kristus sebagai Hakim Adil pada kedatangan-Nya yang kedua.


Kita percaya Tuhan Yesus datang kedunia ini untuk menebus kita yang berdosa ini. Menyelamatkan kita dari kebinasaan.

Tak terasa pula ini adalah tahun ke-empat merayakan momen Natal tanpa keluarga terdekat, mami dan bapak yang selalu saya rindukan, abang dan adik perempuanku yang kusayang. Memang kasih tak mengenal jarak, apapun itu. Karena itu saya selalu merasa dekat walau secara nyata kami terpisah ribuan mil dan saya sendirian di negara yang diambang perang ini.

Siang ini, ditengah hembusan udara hangat dari heater di ruang kerjaku, tiba-tiba ada rasa rindu yang menyeruak tak tahu malu tak kala senandung lagu ARBAB yang ku youtub-ing menggema melalui headset. Ah, merindui masa muda dan teman-teman ABG ku saja. Malam minggu di gereja bersejarah dengan iringan petikan gitar dan senda gurau kala latihan paduan suara. Yup, paduan suara adalah sebagian dari nafas-ku, setengah dari jiwaku. Bergetar dan merinding kala mendengar paduan suara, kadang sampai ingin menangis pun. Menjajaki kenangan masa muda, hahahha.

Mencoba ber-nostalgia melalui lagu ini:

November 26, 2010

kubiarkan...

by uLLy di 9:58 pm 0 komentar

Untukmu, yang beberapa lama selalu kupujai. Padamu semua kisah terlontar dengan sempurna tanpa rasa ragu, cemas menghilang tanpa jejak. Meniadakanmu di lanjutan cerita masa depanku, akan menjadi kesalahan terindah. Tapi akan kulakukan. Karena rasa ini mengalir ke muara yang berbeda. Arah kita menemukan jalannya masing-masing, begitulah.

Persetan dengan rasa tebal pengikat hati. Fatamorgana serupa kilauan matahari pagi yang tak lagi hangat. Melayang diterjang angin kencang Busan di awal musim dingin ini. Membekukan raga di tengah rinai hujan yang mulai membatu. Lepaslah.

El, tak akan ada “pungguk merindui bulan” lagi. Jangan memintaku bertahan untuk alasan apapun. Karena hatimu yang lebar itu hanya milik bidadari. Taklukkanlah lebih banyak hati bidadari lagi, sebanyak yang kau mampu. Sampai nanti, sampai lelah. Karena dengan itu kau bisa menyemai bahagiamu.

El, tak ada kata yang bisa terucap selain maaf dan selamat tinggal. Kubiarkan cahaya bintang memilikimu ujar Sapardi, karena bintang dan langit adalah sepasang. Dan keduanya tak bisa kuraih. Karena embun hanya berteman dengan rumput segar di pagi hari, tak pernah dengan malam.

November 25, 2010

conflict...

by uLLy di 5:28 pm 0 komentar

Baiklah, kali ini saya mau nulis tentang situasi terakhir di Korea Selatan. Selasa kemaren melalui pemberitaan situs CNN saya sempat menonton bagaimana kepulan asap hitam yang membumbung di langitnya Yeonpyeong Island in the Yellow Sea. Ini dipicu karena ada peluru nyasar pada saat latihan perang yang dilakukan tentara Korea Selatan dan Amerika. Dan disinilah asal muasal tawuran kembang api ini bermula. Aksi provokasi ini yang paling parah setelah tragedi kapal perang Cheonan yang memakan korban 46 orang, kalo tidak salah.

Korea selatan memang sudah berkonflik cukup panjang. Bayangkan negeri yang sudah notabene kecil ini, dibagi dua pulak, masih saja nda akur. Korea Selatan yang merupakan “Negara bagian Amerika” ini pun mengalami perkembangan yang significant di beberapa tahun terakhir ini. Jadi kalo sampai terjadi perang, saya ga bisa bayangin pemuda2 korea yang stylish abis nan bertingkah metro-seksual ini disuruh angkat senjata membela negaranya. Sungguh!!

Nah, karena pemberitaan heboh itu, status teman-teman mahasiswa Indonesia-korea penuh dengan bahasan “seputar perang dan kondisi yang memanas.”Mari baca kondisi saya disini saja daripada bergeram ria diantara pembahasan politik yang bikin mumet itu. Selasa kemaren saya malah barusan selesai “thesis presentasion”, kemudian baca dari berita yang satu sampai yang lainnya tentang kabar termutahir mengenai kondisi perbatasan di Korea. Besok paginya, masih juga membahas seputaran perbatasan, memantau dari lab seperti biasanya. Aktifitas kami berjalan dengan normal, saya masih bisa donlot jurnal (pamerr..), browsing dan nonton drama korea koq. Ya ialah, saya mungkin akan jadi orang yang paling egois seandainya darurat perang di umumkan, karena barusan selesai sidang dan bakal bisa ngebut ngurusin kelulusan, hahahahhha.. *digantung sama temen2 Indonesia lainnya.

Anak-anak muda korea juga kayaknya masih tenang-tenang saja, bahkan kedai minuman pun masih saja ramai. Artinya, provokasi kemaren itu ga terlalu membuat takut mereka, sudah terbiasa barangkali. Belum lagi sampai sekarang mami dirumah blom nelpon koq, terakhir kemaren pas selesai sidang nanyain gimana hasilnya doang. Dan sampai hari ini malah telpon nya juga tak kunjung datang. Agak lucu pas baca situs pemberitaan di Indonesia, katanya :”DPR meminta WNI yang ada di korea untuk segera di evakuasi”. Ya ampun, berasa kayak kita korban merapi atau mentawai kali yah? Kenapa juga ga ngurusin pemulihan korban tsunami dan merapi dulu pak, ketimbang bikin pernyataan yang bikin emak dan babe aye mencak-mencak di rumah.

Sampai saat ini, Busan dan sekitarnya masih dalam kondisi aman, seperti biasa saya bangun pagi juga masih telat koq, trus berangkat ke lab santé-sante, dan pulang setelah pukul 9 malam, dan menemukan jendela kamar tetangga yang notabene adalah motel (kamar gw tentanggaan sama kamar salah tau motel-red) juga masih menyala. Artinya, tiap manusia disini masih berkelakuan sewajarnya,*halah..

Jadi kalo ada yang komen tentang kabar yang menyeramkan itu, saya katakan disini (masih) aman saja, dan semoga akan segera membaik. Apa mau dikata, memang kenyataanya kalo Pimpinan Korut si “ rumput laut yang sakit” aka KJI itu emang titisan gila perang, ckckckckkckk….

Doakan yang terbaik untuk seluruh dunia, kadang saya merenung; dijaman yang serba digital ini, masih ada juga orang yang pikirannya primitive, seperti mahluk purba yang pengen sesuatu dengan cara berburu dan membunuh. Orang udah banyak mikirin Bulan sebagai tempat hidup setelah bumi, yang lain masih rebut nyari peng-aktualisasian diri dengan cara membabibuta…*halahhhh…

NB: so, please make a peace around the word.. coz we need "life in peace" not "rest in peace"....

Busan, Nov 25

my thesis presentation!

by uLLy di 4:10 pm 0 komentar

Minggu malam kemaren sempat menuliskan status diakun FB :”saya mau disidangkan besok”. Seketika kolom komen langsung dipenuhi dengan teman-teman yang memberi semangat seraya mengucapkan kata-kata yang menguatkan. Malam itu saya sangat gugup ditambah lagi mengingat-ngingat waktu sidang hanya dalam hitungan jam saja. Saya mencoba untuk tetap focus walau saya merasa sangat lelah dan tenggorokan mengering kebanyakan latihan bercuap-cuap. Bagian yang paling riweh ada adalah nyiapin penampilan saya, hahhahaa. Memastikan bahwa suhu udara tak terlalu dingin karena seharian hanya akan memakai dress dan high-hills saja.

Siang itu, jadwal sidang dimulai pukul 03pm, saya diurutan ketiga setelaj Byul-nim(Korea) dan Zafer (Turki) setelah itu ada dua orang PhD-candidate yang juga akan sidang. Saya sebenarnya kelaparan, entah kenapa semakin nervous malah makin lapar, hahaha. Sidang berjalan cukup alot dan agak lama, saya yang duduk di bagian belakang makin was-was saja membayangkan kalo saya di tanyain dan ga bisa jawab di depan Prof dan kawan-kawan satu lab saya. Senior saya berulang kali memberikan semangat, membangkitkan rasa percaya diri. Setelah dua orang selesai dengan debat panjang, akhirnya giliran saya. presentasi berlangsung dengan lancar dan sedikit gugup, berusaha tersenyum beberapa kali dan mengadakan kontak mata dengan ketua sidang. Selama presentasi saya justru menunggu kapan si ibu ketua sidang ini menyela saya. Akhirnya sampai di bagian “Thank you for ur attention”, si ibu ketua masih senyum-senyum, padahal saya rasanya pengen udahan, lemes banget ternyata, hahahhaha.

PUJI TUHAN, semua berjalan dengan sangat lancar dan cepat, si ibu ketua sidang cuma melemparkan satu pertanyaan dan memberikan saran, selebihnya dia setuju dengan thesis saya. gilakkkk.. padahal selama penyusunan thesis, saya itu selalu dikatain lelet sama senior saya yang mau sidang PhD, say amah sebodo teuing lah, “alon-alon asal klakon” pikir saya waktu itu. dan terbukti, saat sidang semuanya berjalan sesuai dengan harapan saya. Terimakasih Tuhan Yesus.



Sesuai dengan adatnya korea kalo ada yang selesai sidang, malamnya langsung bikin party sampe yang elek. Tapi berhubung kami berlima sudah kelelahan setelah pulang dari Jejudo dan langsung nyiapin diri untuk sidang, akhirnya kami menunda party sampai waktu yang belum ditentukan.

Terimakasih Tuhan, untuk penyertaanMu di muara perjalanan di dua tahun terakhir ini.
Terimakasih Tuhan, untuk mengabulkan setiap apa yang kuperlukan dan bukan yang kuinginkan.
Terimakasih Tuhan, untuk membiarkan aku mengalami keberterimaan atas tiap rancanganMu
Dan…
Terimakasih Tuhan, untuk pelajaran mengelola sabar dan rindu dalam satu paket sampai pada waktunya…


I miss everyone in Indonesia, can’t wait to go back soon!!!

Suatu Ketika di Jeju-do

by uLLy di 3:08 pm 0 komentar


Sudah seminggu terbengkalai otak tanpa merangkai kata-kata, ternyata kangen juga yah!! Baiklah mari saya ceritakan apa yang terjadi seminggu terakhir ini. Bisa dibilang ini minggu hectic antara jalan-jalan, sidang dan leyeh-leyeh…*halah.

Rabu, 17 Nov
Selasa minggu lalu saya udah ceritakan kalo mahasiswa Indonesia yang ada di PKNU mengadakan acara amal yang diberi nama #onedayforindonesia itu? Nah, besoknya Rabu (17 Nov), bersama teman-teman satu lab kami menyambangi Pulau Jeju. Ada symposium tahunan dan kebetulan Prof kami adalah Ketua Panitia-nya, jadi beliau membawa kami serta merta untuk dijadikan bahan “display”. .. hahhaa, maklumlah lab kami yang berpenghuni sekitar 25-an orang itu yang berasal dari 6 negara, cukup meningkatkan gengsi si Prof apalagi dia lebih senior dibanding Prof2 lain yang bakal hadir di symposium itu.

Pulau Jeju disebut-sebut sebagai Bali-nya Korea, selain terkenal sebagai tujuan wisata yang muahal, juga sebagai tempat favorit bulan madu bagi kaum muda. Ihhhiiirr.. Yak saya juga masukin Jeju-do sebagai salah satu target tujuan honeymoon selain Bali dan Jepang…*sok-sokan..biarin!!!

Seperti prediksi yang sudah-sudah, jalan-jalan sambil symposium kali ini [dibalang Prof pake prosiding, hahahha] bakalan amat sangat membosankan, pasti!! Jadwal pesawat adalah pukul 03.00 pm, tapi kami harus diburu ke bandara yang cuma ditempuh sekitar 15-20menit itu di pukul 11.30 am, akibatnya saya sebagai warga kost2-an yang ga sempat sarapan harus menahan lapar dan dahaga -lebay- sesampai di bandara. Pengganjal terpaksa membeli secangkir “Hot choco” dan sekerat donat, sungguh sekarat rasanya menahan lapar di awal musim dingin kayak gini. Setelah ketua rombongan mulai menghitung-hitung pasukannya, kami digiring masuk ke badan pesawat Jeju-air. Penerbangan berlangsung hanya 45 menit, dengar-dengar kalo naik kapal bisa sekitar 12 jam perjalanan. Duduk pas deket jendela bikin saya lebih leluasa menatap pemandangan bawah yang spektakuler, sekalian menguji tingkat ke-phobia-an saya terhadap ketinggian. Berniat ambil foto-foto awan juga, sialnya kaca jendelanya jorok bener, akhirnya saya pun cuma berhasil jepret dengan hasil standar..*mulai nyalahin kamera SLR yang memang masih oon banget menggunakannya!!!. Oh yah, pas take-off, saya pun harus menutup daun telinga rapat-rapat, berdasarkan pengalaman, bahwa saya ternyata mengalami Oklusi Tuba, apa itu?

Oklusi Tuba atau adanya sumbatan pada saluran tuba yang berada di telinga. Tuba eustachius / Eusthacian tube adalah saluran yang dimulai dari telinga tengah dan berakhir dibelakang hidung atau didaerah pangkal tenggorok. Saluran ini berfungsi untuk menyeimbangkan tekanan udara di telinga tengah dan tekanan udara di luar. Bila terjadi perbedaan tekanan maka saluran ini akan membuka dan membiarkan udara masuk ke telinga tengah sehingga tekanan menjadi seimbang.


Harusnya saya menggulum permen atau mengunyah buble-gum atau menelan ludah berulang-ulang sehingga tuba terbuka dan udara luar dapat masuk ketelinga bagian tengah. Diantara beberapa alernatif itu, saya lebih memilih menutup telinga rapat-rapat dengan menguap berulang-ulang, hahahhaa *udikk!!!.

Mendarat di “Jeju International Airport”, sempat foto2 juga di TKP, trus melototin ibu ketua rombongan yang riweh sama mobil sewaaan. Ibu ketua rombongan saya ini emang sangat panikan, mood-nya bisa berubah-ubah seketika dan kebiasaan buruknya adalah kami harus tetap di barisan ga boleh kemana-mana sementara dia suka menghilang entah kemana, sebel banget.




Hampir sejam juga cuma nongkrong di bandara dan mereka diskusiin hal-hal yang ga penting dan yang pasti kami sudah lapar akut. Dua mobil sewaan yang berisi mahluk “alien” dan native pun berpisah di gate keluar, Yess!!! Kami pun memulai perjalanan keliling Jeju-do sesempat yang kami bisa. Dr. Lee sebagai supir teladan kami, mengajak untuk sekedar muter-muter di sekitar pantai, dia sangat suka dengan Jeju-do, jadi walau sudah berkali-kali kesini dia selalu berkeliling jadi tak heran dia fasih menjelaskan kondisi Jeju-do ke kami-kami yang baru kali pertama kesini.



Sempat foto-foto sekitar pantai, dan menikmati sunset yang ga sampe 5 menit, indah banget!!! Suhu di Jeju-do ternyata lebih hangat dari prediksi sebelumnya, padahal saya udah memuat segala-gala lapis dua, dengan bayangan Jeju-do yang menggigil, ternyata salah besar. *disalah2in pas liat bawaan yang besar dan berat.

Tempat penginapan berupa bungalow, tapi mereka menyebutnya dengan “mansion”, entahlah. Tapi dibandingkan tempat-tempat penginapan kalo kami sedang MT aka Member-Training, penginapan ini yang paling kerenlah.

Masih diseputaran lapar dan meningkat ke level kelaparan, akhirnya kami baru bersantap malam dipukul 08.00 pm, dan seketika saya melahap karbohidrat beberapa sendok, langsung lemas rasanya badan, loh koq?

Masih ingat dulu pernah bahas “hipoglikemia” bareng teman, nah sepertinya saya terkena “hipoglikemia reaktif”, dimana tubuh langsung lemas setelah mengkonsumsi karbohidrat, kadar insulin saya sepertinya tidah stabil. Kejadian ini sudah berlangsung hampir sebulan sejak hectic2-nya beresin thesis. Saya pun langsung jalan-jalan sekitar penginapan sekedar menetralkan kondisi tubuh yang sedikit sesak dan lemas. Setelahnya saya tepar bukan karena mengantuk tapi karena saya terlalu lemas padahal hanya sekedar duduk dan menonton telivisi. Padahal sedang ada mahluk gagah yang sok cool dari kampus lain yang juga bergabung di mansionnya kita. Sempat dikenalin kalo dia itu mirip sama perenang cowok yang terkenal di korea, saya mah cuma angguk-angguk sambil lirak lirik.. so cool-damn…. hahhahhaa

Kamis, 18 Nov 2010
Sampai di lokasi symposium, saya banyak berterimakasih untuk pemilihan topik presentasi yang beberapa ada hubungannya dengan thesis yang senin depan akan disidangkan dan lainnya adalah topik2-interest saya. Begitu jadwal makan siang, saya, mba Ratih dan Himaya dari Srilanka pun bergegas mengisi amunisi yang hampir akut ini. Dan lagi-lagi saya masih lemas, tapi masih bisa di-handle koq. Symposium berakhir di pukul 17.30pm dan setelahnya adalah makan malam bersama. Sipppp…



Makan malam bersifat “all u can eat”, makan sepuasnya tapi pake manner dikitlah maklum ada banyak Prof juga yang meja-nya ga jauh dari kita. Setelahnya bisa ditebak, seluruh peserta symposium langsung di giring ke Bar yang punya tempat pembuatan beer sendiri yang dinamakan “ brewing, dibaca /bruwing/)”, kami diajak mencicipi beer yang dibuat langsung. Padahal sungguh mati saya ini tidak suka minum, pikir saya minuman berasa sepet dan pahit kayak gitu ngapain juga dibela-belain di teguk, mending minum “vodka” saja. But so sorry for this time, I can’t say NO to beer!!! Perkaranya, kapan lagi nyicipin beer Jejudo, hhahhahaha. Rasanya: keren banget, beda sama C*ss atau H*te yang biasa kami minum. Disinilah kami mendekam lama banget, mari dibayangkan, dari wajah ceria dan senyum lebar, sampe muka sembab dan sedikit kantuk plus bosen. Tapi kesal saya masih sedikit terobati karena saya dan si cool masih sempat lirik-lirikan pulak. Hahahhaa!!! Setelah para Prof akhirnya kelelahan menenggak beer dan tertawa, kami pun diajak bergegas meninggalkan mekju-jib itu, berakhirkah? Tentu saja tidak, party menenggak beer masih berlanjut di mension kami, dengan beberapa kenalan orang korea baru. Bagian ini saya tak peduli, yang penting si cool masih ada, *saya benar2 mabuk si cool itu sepertinya.

Jumat, 19 Nov 2010

Pagi ini saya dan kawan-kawan bangun agak telat, tadi malam saya ga bisa tidur nyenyak. Pasalnya saya merasakan kalo suhu penghangat ruangan itu terlalu panas, rasanya hampir terbakar. Mungkin ada hubungannya setelah menenggak beer barangkali, jadi suhu tubuh naik dan malah jadi tak nyaman. Ini hari terakhir di Jeju-do, saya pun berniat menuju kamar mandi untuk segera mandi pagi agar tidak tampak lusuh di depan si cool. Dia belum bangun pas saya keluar kamar, barangkali dia minum sampai menjelang subuh pikir saya. Menunggu antrian ke kamar mandi rasanya bikin mati gaya saja. Terpaksa saya ikutan sarapan dengan tampang lusuh binti kucel banget sedangkan si cool ternyata sudah rapi-jali… siaaull!!!!

Pukul 11.30 am, kami pun meninggalkan mansion menuju bandara, jadwal penerbangan kami lebih cepat 1 jam dari kemaren pas menuju Jejudo. Ternyata Tuhan baik bener deh, saya pun berada di satu mobil sewaan bareng si cool pulak. Tadinya kepikiran apakah kita berada di satu penerbangan atau engga. Setelah berpisah di parkiran, saya kehilangan jejak si cool, karena senior2 langsung ngajak jalan cepat-cepat ke loket penukaran tiket.
Untunglah kesalnya saya tiba-tiba kembali ke jalurnya, ketika dari arah timur saya liat rombongan si cool mengarah ke loket kami, ternyata mereka juga barusan tukar tiket di loket KoreanAir, hugs!

Karena masih ada waktu sekitar 1,5 jam sebelum departure-time, kami pun memutuskan untuk keliling di bandara saja, siapa tau nemu barang lucu yang murah,, *halah. Menikmati secangkit hot-choco [lagi] dan memperhatikan sekeliling, ber-gosip sampai menguap. Setelahnya kami memutuskan menuju gate langsung, dan saya udah ga ketemu sama si cool itu, padahal waktu di loket pengambilan tiket dia berdiri tepat di sebelah saya beberapa saat, dan saya sok jaimnya lihat2 hasil jepretan kamera saya, *sok sibuk!!!! Hahahahha

Setelah memastikan bergabung dengan rombongan lagi, saya, mba Ratih dan Himaya langsung menuju “duty-free shop”, lihat-lihat mana tau ada yang cocok di hati. Setelah muter-muter sekian menit, akhirnya saya menjatuhkan pilihan untuk membeli Parfum “Anna Sui”, wanginya keren banget dan harganya bikin keliyengan juga, hahahaa.

Waktunya kembali ke Busan, penerbangan 45 menit yang penuh dengan turbulence, akhirnya mendarat mulus di Gimhae-Airport. Dan entah kenapa saya tiba-tiba kangen sama Busan, kangen sama meja kerja saya, kangen sama aparte saya. entahlah..!!!!

Dan saya cuma punya waktu 2 hari untuk persiapan sidang thesis saya. Rasanya badan mau ambruk saja,, tapi apa mau dikata, saya terpaksa harus puasa tidur sampai hari senin.

*tulisan paling panjang, cihhhh..

NB: bagian yang cerita ttg si cool itu jangan terlalu ditanggapin yah? ini cuma bagian pemanis saja, ibarat mimpi, si cool itu diibaratkan bunga tidur saja, hahhaha

November 23, 2010

#onedayforindonesia

by uLLy di 11:14 am 0 komentar


United we stand, divided we fall…

Peribahasa lawas yang konon memberikan efek paling jitu dalam mempererat kebersamaan, jiwa saling menolong di bangsa Indonesia. Pengejawantahannya pun sempat diabadikan sebagai nama Kabinet di masa pemerintahan Megawati, “Kabinet Gotong royong”. Bergerak ke masa sekarang, saya pun teringat lagi akan pernyataan Presiden Obama di Public lecture di UI kemaren, yang mengatakan bahwa “ Unity in diversity”, yang secara lugas mengingatkan kita tentang ke-Bhinneka Tunggal Ika”-an kita yang sepertinya makin lama makin memudar. Seharusnya kita ga punya alasan untuk menjadi pesimis, sebaliknya kita, para generasi muda harus optimis dalam meraih sukses itu, menjadikan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang besar ditengah kemajemukannya.

Dan Gerakan #onedayforindonesia ini adalah bukti nyata betapa kita yang berbeda-beda karakter, berbeda isi kepala, berbeda prioritas, dihadapkan pada satu kata mufakat :”bersatu untuk Indonesia”. Dan gerakan #onedayforindonesia ini memaksa kita untuk tak hanya sekedar ber-simpati tetapi ber-empati, memposisikan diri kita seperti saudara-saudara yang tertimpa musibah di Mentawai dan Merapi. Saya ceritalah dulu, bahwa beberapa hari setelah kejadian beruntun Tsunami di Mentawai dan Merapi di Yogyakarta, saat itu saya benar-benar di level yang paling down. Perasaannya adalah seperti kita sedang berprofesi sebagai ahli nujum lengkap dengan bola Kristal-nya. Saya memposisikan diri saya sebagai ahli nujum tadi dan menatap bola Kristal yang berpendar-pendar itu. Saya bisa menatap isi bola Kristal itu, merasakan atmosfir-nya, tetapi hanya berakhir dengan desahan :”ah, malang sekali.” Saya sempat terbawa emosi, nangis liat foto-foto yang di tweet-kan para pekicau di ruang maya itu, dan saya sepertinya tidak ingin hanya sebatas itu. Akhirnya saya ngajak teman-teman mahasiswa se-PKNU untuk nyisihin beberapa lembar won-nya, saat itu kami tidak berpikiran tentang berapa banyak dana yang kami bisa kumpulkan, kepada siapa disalurkan dan bagaimana system pengiriman. Yang terpikir saat itu adalah, kami harus berbuat, apapun itu, seberapa pun itu. Dan puji Tuhan kami berhasil menggalang dana saat itu hanya dalam hitungan jam kalau tidak salah.

Kemudian saat om boy dan mas Hilmy ngajakin bikin gerakan #onedayforindonesia ini, kembali saya menantang warga PKNU untuk ikut ambil bagian di gerakan amal ini. Mampukah kami mengemban amanat perikemanusiaan ini? pikir saya saat itu. Awalnya tak mudah ternyata, kami terbentur pada harapan tak seindah kenyataan. Sempat berada di persimpangan, di perbedaan pendapat, dan di betapa sulitnya menyatukan ritme jadwal kuliah dan tugas lab yang seakan tiada pernah selesai itu. Jujur, jika hanya saya dan beberapa orang saja yang terlibat, saya sedikit kuatir kami hanya mampu menjangkau sedikit komunitas saja. Akhirnya setelah berdamai dengan ego dan kepentingan, kami pun mampu meleburkan diri kami sebagai sebuah keluarga, berteduh di satu rumah yang dibangun berdasarkan keberagaman tadi. Kami pun mampu menyuarakan tentang Indonesia kepada orang-orang sekitar kami di PKNU, menjangkau lebih banyak lagi komunitas, memohon uluran tangan dan untaian doa bagi saudara-saudara kita yang berada dikesesakan saat ini.

#onedayforindonesia yang digawangi oleh #PKNUpeduli, akhirnya mampu mengumpulkan sedikit bantuan namun sarat makna buat kami. Ternyata kami bisa sangat kompak, sehati, sepikir, dan seperti saudara yang terikat tebal oleh tali kasih dan… taukah kalian, semangat ini masih menjalari hati saya dan teman-teman PKNU hingga dini hari ini. Saya berharap malam ini saudara-saudara yang sedang mengungsi bisa tertidur nyenyak, meyakinkan diri bahwa kalian disana tidak sendiri, ada banyak orang yang sedang mengirimkan kalian dukungan, menyebutkan kalian di lirihan doa malamnya dan seperti kami yang masih tersesaki perasaan haru yang menghangatkan rongga dada.

Terimakasih untuk dukungan dan semangat dari rekan-rekan dimanapun kalian berada, untuk warga PKNU kebanggaan saya, untuk Bu Lurah Perpika3, untuk para donatur yang telah memberikan cinta-nya melalui pesan-pesan kasih di secarik karton kuning, untuk kesediaannya merogoh kocek demi membantu sesama… semoga Tuhan yang membalas semua kebaikan hati kalian.

Hanya ini, pengingat di hati…..mungkin apa yang kita bisa lakukan saat ini semacam melipat kertas origami membentuk angsa kertas, analoginya seperti ini:

Angsa kertas.
Ini semacam do’a. Teruntuk kamu.
Akan kulipat sampai genap seribu.
Lalu kutukar dengan satu permintaan:
mendengar gelak tawamu.

Sesungguhnya dibalik kesulitan pasti ada kemudahan
-Cepat tersenyum lagi, Indonesa ku- Annisa




November 11, 2010

Happy Pepero(빼빼로) Day…

by uLLy di 5:19 pm 2 komentar


Tepat di tanggal 11/11 anak-anak muda korea merayakan hari Pepero. Nah, pasti ada yang akan tanya apa itu Pepero?

Pepero (빼빼로) is a cookie stick, dipped in chocolate syrup, manufactured by Lotte Confectionery in South Korea since 1983.It was inspired by the Japanese product, Pocky produced by Glico.


Kenapa dipilih tanggal 11/11? Itu tak lain karena mereka menganalogikannya cookie stick tadi sebagai angka 1, jadi deratan 4 angka 1-lah yang mereka jadikan sebagai Hari Pepero dan membagi-bagi Pepero ini ke teman-teman bahkan kekasih mereka.

Tradisi membagi Pepero ini ternyata berlangsung sejak tahun 1994, dimana anak-anak perempuan Middle school di Busan saling bertukar Pepero sticks as gifts to wish one another to grow "as tall and slender as a Pepero".

Konon katanya, perusahaan Lotte sebagai produsen Pepero sticks ini mengalami peningkatan jumlah psroduksi sebesar 55% di bulan Nopember.

Hari ini di Busan, hampir semua toko menggelar sale Pepero sticks. Ada yang merangkainya menjadi bentuk hati atau atau ditambahkan di rangkaian bunga-bunga. Anak-anak muda korea itu memang suka bikin tradisi yang aneh-aneh. Kalo di 14 Februari ada Valentine Day, maka di 14 Maret ada White Day (apa itu? nanti saja saya cerita kalo udah bulan maret yah!! hahaha). Dan setiap tanggal 14 setiap bulannya, anak-anak muda tadi akan bertukar sesuatu yang entahlah untuk perayaan apa, *soalnya saya ga hapal euyy.

Pagi ini, saya beli beberapa Pepero sticks untuk dibagikan ke teman-teman satu lab saya. Biasanya kami akan bertukar Pepero sticks, dan dihari itu pula snack kita berganti dengan mengunyah Pepero sticks seharian.

November 10, 2010

Obama Pulang Kampung

by uLLy di 3:48 pm 2 komentar


Asalammu alaikum dan salam sejahtera, secara fasih diucapkan Mr.President dalam pembukaan kuliah umumnya di Kampus UI, Depok, pagi ini. Dalam kesempatan kali ini, Beliau sempat menyebutkan bahwa “Indonesia bagian dari diri saya”, kalimat yang mungkin seringkali kita lupa ingatkan dalam diri kita.

Di situasi berkabung seperti ini pun, kala bencana sambung-menyambung menyambangi Indonesia, perkataan barusan kadang bisa saja tak terlitas dan sebagai gantinya kita lebih banyak mengeluh tentang pemerintah, kebijakan dan lain-lainnya. Padahal sikap patriotisme itu mutlak diperlukan saat berada di krisis kepercayaan akan pemimpin bangsa kita sendiri.


Kembali ke kuliah umum tadi, dan selama 30 menit Obama berhasil menghipnotis para undangan kuliah umum dengan penyampaiannya yang otentik itu. Tak ayal penyampaiannya yang selalu terlihat percaya diri dan rajin senyum itu mampu memberikan semangat baru bagi bangsa Indonesia. Yakinlah, bahwa sesuatu yang disampaikan dari hati itu akan sangat efektif dan mumpuni.

Isu yang diangkat Obama terdiri dari issue Development, Democracy and Religions. Sebanyak dua kali Mr. President ini menyebutkan “Bhinneka Tunggal Ika”, Unity in diversity. Sepertinya mengingatkan kita sebagai bangsa Indonesia, akan apa yang seharusnya kita ungkapkan dan bukan diungkapkan oleh orang lain. Kita adalah bangsa yang terlahir dengan pluralisme-nya, kemajemukan kita. Apabila kita bisa sandingkan dengan prinsip Demokrasi yang kita anut itu, kita akan mampu memberikan kesempatan untuk memberikan pelajaran yang besar untuk dunia.

Seperti yang diungkapkan oleh Eep Saefullah, kita bisa meraih dua sukses dengan Bhinneka Tunggal Ika tadi yakni dengan menyandingkan islam dengan demokrasi dan demokrasi dengan kesejahteraan.

Pernyataan selanjutnya yang perlu kita garis bawahi adalah perlunya “menagih janji”, salah satunya dengan melipat gandakan jumlah mahasiswa Indonesia yang kuliah di Amerika. Maka diharapkan pemerintah Indonesia menggunakan kesempatan ini, tanggp dan mem-follow-up janji tadi dan bagi pemerintah Amerika untuk mampu meng-implementasikannya. Kita berharap banyak dengan itu, karena saya yakin semakin banyak orang-orang muda Indonesia belajar di luar negeri, maka akan banyak pembelajaran tentang bagaimana bangsa lain bisa maju dan berkembang, mengembangkan pemikiran yang inovatif dan kreatif. Begitupun sebaliknya, dengan semakin banyak orang asing yang belajar ke Indonesia, maka akan semakin banyak pemberitaan yang positif tentang Indonesia di mata dunia.


Indonesia as a young nations focus in world, a growing Indonesian now plays a key role in the Asia Pasific and in the global academic.


Apa yang Obama sampaikan di orasinya itu, berikan kita “HOPE”, that’s what the world needs, dan bagaimana kita menganggap bahwa Pluralisme, bukan lagi sebagai issue tapi sesuatu yang kekuatan yang membawa bangsa ini lebih maju dan berkembang. Mengajarkan kita bahwa seorang pemimpin harus bisa mengambil tindakan yang beresiko, sehingga bila ada yang kaum minoritas yang tertidas karena lemahnya hukum di Indonesia, pemimpin harus bertindak, dan bukan hanya diam seolah-olah tidak terjadi apapun.

Kita pun percaya bahwa Indonesia mampu menjadi bangsa yang besar, dan ini adalah tugas setiap warga Indonesia. Tidak ada alasan untuk menjadi pesimis, karena kitalah penentu, penjemput kesuksesan tadi.


Dan kuliah umum ini diakhiri dengan Mr. President yang turun dari panggung dan langsung menyalami tamu-tamu undangan yang berada di barisan depan selama kurang lebih 5menit. Faktanya lagi, yang berada di kursi bagian depan kebanyakan adalah mahasiswa dan orang-orang muda yang semangatnya terpompa untuk terus optimis dan berbuat lebih banyak lagi bagi Indonesia.

NB: Mr.President sudah bertolak dari Bandara Halim menuju Seoul untuk menghadiri G20 summit, sepertinya Beliau mau nganterin oleh-oleh keripik emping dan tempe kering buat kita-kita yang di Korea.. yaaaayyy..!!!!

Dan hampir kelupaan, saya mau mengucapkan “Selamat Hari Pahlawan”, kawan.. sudah siapkah kita untuk menjemput kesuksesan itu, as a young people in the young century?...

Busan, 10 Nopember 2010, 4.00 pm

November 09, 2010

when Team-Jumba being terminated!!!

by uLLy di 11:19 pm 0 komentar

Sedang demam akut sama TAR (The Amazing Race), tau kan yah? Nah sekarang sudah memasuki musim yang ke -17 dan sudah di episode-8. Bagi yang belum ngeh sama TAR ini, silahkan googling saja yah, laptop saya agak aneh, ga bisa diajak nge-link euy…*sepak-sepak laptop.. hahhaha…

Di musim kali ini saya suka banget sama “Team-Jumba”, siapakah mereka? Mereka adalah tim Father-Son a.k.a Michael-Kevin. Ayahnya, Michael Wu itu sudah berumur 58 tahun, seorang Software Consultant and Content Creator/Internet Entertainer, sosok ayah yang terlihat serius itu ternyata menyimpan segudang kata-kata lelucon yang terkadang bisa diajak bernarsis ria bareng Kevin. Nah si Kevin (20 th) ini terkenal sebagai Internet Entertainer, penyanyi juga dan seorang youtubers. Dia punya portal youtube sendiri yang diberi nama Kev-Jumba (lagi2 silahkan googling saja yah!!). sampai sekarang addicted sama lagunya yang “Let’s dance to this song”.. itu keren bangetlah. Video klipnya itu dibuat secara gratis dengan bantuan teman-temannya sendiri. Kalau boleh dibilang mereka anak-anak muda yang kreatif dan melakukan hal-hal yang positif.

Team-Jumba di TAR 17 kali ini paling banyak fans-nya. Mungkin karena personality mereka yang memang sangat humble dan juga kekompakan Father-Son yang sangat solid. Beberapa kali Kevin kewalahan dalam beberapa tantangan dan bergerak sedikit lambat dan penuh pertimbangan karena memikirkan kondisi sang ayah. Michael sendiri sangat total dalam bermain, beradu ketangkasan padahal usianya pun sungguh tak muda lagi dan gampang lelah. Tapi untunglah mereka akur dan saling mendukung sama sekali, beberapa tantangan sempat membuat mereka di posisi juru kunci dan hampir tereliminasi.

Ini adalah episode yang paling saya suka, dimana Michael, sang ayah harus berjuang setengah hidup demi menyelesaikan adu ketangkasan bermain ban2-an. Saya pun hampir menangis, ga tega liat Pak Michael sambil nangis dan berulang kali bilang:”maafkan Ayah, nak!!” sambil menyeka keringatnya. Tapi Kevin dengan penuh percaya diri terus menyemangati Ayahnya untuk tidak menyerah dan menyelesaikan tantangan itu. Walau berat dan mereka harus menghabiskan waktu berjam-jam sementara teriknya Ghana bikin mereka dehidrasi dan kelelahan serta tim-tim lain sudah sampai ke garis finish. Dan kesemuanya itu akhirnya terlewati dan beruntung mereka tidak tereliminasi karena itu adalah episode “Non-elimination race”. Mereka tetap bisa melajutkan perlombaan dan saya ingat banget perkataan Kevin: ”See, I've told you, as long as we don’t give up, (there will be a second chance).”



Tapi di babak ke-7, mereka ternyata ter-eliminasi ketika sedang berlomba di Rusia. Sedihnya, karena mereka tidak jeli membaca clue yang ada sehingga mereka kesasar. Tapi yah sudahlah, yang terpenting mereka udah total banget selama perlombaan. Buktinya sampe detik ini dukungan ke “Team-Jumba” terus mengalir (*udah kayak bantuan ke Merapi jeee, hahhaa). Bahkan ada yang sampe mogok nonton episode TAR selanjutnya, sama kayak saya. Jadinya tak begitu menarik lagi, hahahhaa.

Dari tiap perlombaaan yang ada di TAR ini, kita bisa belajar banyak bahwa kita harus menggunakan otak dan otot secara seimbang. Saling percaya dengan partner kita dan bekerjasama. Sikap pantang menyerah dan selalu bersemangat serta tetap sehat adalah modal utama untuk bisa bertahan di perlombaan tadi. Kalo kita ga semangat, maka tantangan yang diberikan akan terlihat sangat berat, dan kita akan dengan mudah menyerah. Menjaga kesehatan adalah kunci kita bisa tetap dalam kondisi 100% dan bersiap melalui apapun itu. Bukankah di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat?. Dan Team-Jumba pun sudah menunjukkan itu sepanjang perlombaan, hanya mungkin keberuntungan belum berpihak ke mereka.

Anyway, senang akhirnya Kevin bisa kembali focus untuk berbagi ide kreatifnya dan siap menghibur para youtubers juga dan si Pak Michael bisa kembali ke cubicle-nya dan berkutat dengan bahasa pem-programannya. Seperti yang mereka sampaikan dalam wawancara eksklusif-nya:

Q. Gina, RealityWanted: What are you two up to now? Are you back to your regular lives or do you want to do more television?
A. Michael: I'm back to my regular job.
A. Kevin: We came into the show with a pretty good fanbase. They're sad to see us go and a lot of people were messaging me afterwards as if we died or something. We're still going to be entertaining them. We want to keep our viewers happy


Team-Jumba all the way!
I just want to tell you that you both were great throughout the race. You worked hard! Kevin, you looked so down when you were interviewed. I hope you're okay now. :) Dad, you are such a good sport! You are so great as father and son, and I am so proud of you! :)

Busan Biennale 2010..

by uLLy di 6:51 pm 4 komentar


Sudah beberapa hari ini saya ga nulis. Bukannya malas cuma hidup saya lagi datar-datar saja neh. Tau kenapa? saya sedikit pongah karena draft thesis saya sudah rampung seminggu kemaren. Padahal kemaren saya nekat ngelakuin eksperimen lagi buat nambah-nambah data, maruk? Emang!!! Hahahaa. Mau ngedit ulang tapi nunggu entar-entaran. Bagaimana defense-thesis? Saya malah kepengen cepet-cepet ajah euy, soalnya saya udah beli dress dan sepatu, *ditendang ke Timbuktu. Jadinya yah gitu, seperti yang tadi saya bilang bahwa hidup saya cenderung datar-datar saja walau sesekali saya isi dengan jalan-jalan dan ngurusin ini itu. Sampai-sampai temen-temen saya di kampus ini ga ngeh kalo saya ini calon Master yang masih bingung antara melakukan mudik atau go home for good.. egghhh..*jumawa. Dan saya yakin ada yang mikir saya ini mahasiswa yang selalu riang gembira dan mengerjakan hal-hal yang lain-lain yang tampaknya menyenangkan, sekali lagi saya ingatkan untuk tak terlalu berpikir keras tentang saya, I’m okey, beybehhh… hhahhaa!!!

Sabtu kemaren saya bersama geng satu arisan *tepokjidat, sebut saja mereka jeung Hil, jeung Eby dan Jeung Loena (jeung yang satu ini jangan dianggap serius..!!!), kami berempat bermain-main ke Busan Museum Modern Art. Sudah lama kami berencana untuk mengunjungi pameran “Busan Biennale”.



Apa itu Busan Biennale?

The biennale, an integration of three festivals -- Busan Youth Biennale, Busan Sea Festival and Busan Outdoor Sculpture Symposium -- that has been taking place in the city since the 1980s, has now become one of the biggest art biennales in Korea. This is its fifth year.



“Metamorphosis” by Stephen Wilks"


Thema-nya kali ini adalah ‘Living in Evolution’, kalau ingin tahu tentang Busan Biennale 2010 ini, silahkan berkunjung ke web mereka di disini


“Birds don’t sing anymore” by Kang Tae-hun.



We are living individual lives. One’s life begins from the moment that he / she is born, and ends at the moment of death. On the other hand, the human race is living on a longer time span which has continued from ancient times. We are living individual lives. Yet at the same time, we are living in the processes of evolution. Evolution will continue. But no one knows the direction of this evolution.



"Gaya para fotografer gadungan.. hahahha"


Setelah baca theme-nya pun masih bisa dipastikan bahwa saya pun sukses terbengong-bengong dikarenakan pemahaman tentang art, society, world, history and the future yang masih cetek. Kira-kira yang bisa saya tangkap adalah adanya perubahan yang dinamakan evolusi tadi; yang tak hanya mengarah ke evolusi biologi atau teknologi tapi sekarang lebih ke perubahan pola pikir/ intellectual of mankind dalam rangka memperpanjang masa hidup. Tapi yo mesti angel toh!!! Hahahhaa.


"saya dan Jeung Hil serta sepasang kaki misterius..."


Tadinya mau berada disana sekitar 1-2 jam, tapi ternyata kita kebablasan sampai lebih dari 3 jam. Keluar dari Busan Biannale udah sore banget, terpaksa niatan main ke PNU aka Pusan Nat. Univ untuk foto-foto pohon yang berdaun warna/i terpaksa dibatalkan karena para jeung2 yang lain lebih tertarik shopping ke Samyeon. Jadilah kami berjalan-jalan disepanjang Samyeon Subway yang memang terkenal sebagai pusat belanja bawah tanah dengan beribu kios yang memasarkan baju-baju perempuan kebanyakan. Menggila-lah disana, belanja seenak jidat, *membayangkan kalo jidat itu rasanya enak!! Pulang ke rumah sudah pukul 9pm, tadinya mau lanjut norebangan, tapi berhubung besok saya ada tugas di gereja jadinya kita urung ber-norebang. Dan sebagai gantinya adalah, sesampainya di rumah saya akhirnya punya waktu membongkar pakaian musim dingin dari koper dan memilah pakaian musim panas yang mau di bawa pulang ke Indonesia.. yaiikkkk.. saya bentar lagi pulang makkkk!!!! Hahahahhaa….

November 05, 2010

u're rock, babe!!!

by uLLy di 8:17 pm 0 komentar

Selamat ulang tahun kuucapkan kepadamu wahai penjaga hatiku. Ditambahkan satu tahun di usiamu yang sudah tak lagi muda. Menjadi dewasalah, seperti mimpimu selama ini. Melihat berbagai hal dari berbagai sudut pandang yang berbeda. Dan aku percaya, semua ujian kesabaran yang sedang kau alami selama ini akan satu persatu berurai dari jaringan kusut tadi. Yang pasti perbanyaklah doa dan pasrahkan hatimu pada pemilik surga.

Cinta? Jangan pernah lagi pertanyakan kenapa mencintai begitu membuatmu menderita. Susah. Kau mungkin sedang diuji untuk lebih memantapkan hati. Jangan pernah meragu untuk mengambil keputusan atas nama cinta. Karena sejatinya cinta tak mengenal kalah atau menang, tidak ada cinta yang menyakiti, tak ada cinta yang berselingkuh. Yang ada adalah cinta yang tulus tanpa meminta kompensasi. Persiapkanlah dirimu untuk suatu komitmen jika memang kau ingin melakukan konspirasi terbesar dengan mahluk yang bernama HAWA itu. Begitulah.

Tegarlah seperti batu karang, dan jangan pernah jemu berbuat baik. Percayalah ada KARMA yang selalu mengelilingi kita. Karena setiap kali kita berbuat sesuatu yang baik, maka hal baik pula yang akan datang pada kita. Ah, sepertinya kau lebih paham tentang itu, seperti yang selalu kau ajarkan kala aku mengeluh tentang beban hidup yang tak kunjung berakhir. Begitulah hidup katamu, semuanya beregenerasi, perputaran siklus hidup. Kau hebat sayang, dan aku bahagia bisa belajar banyak dari dirimu.

Seperti ulangtahunmu yang sebelum-sebelumnya, kau lalui malam itu dengan sujud syukur dan sebait doa yang terucap dari bibirmu. Bedanya mungkin, aku tak ada di sampingmu, setidaknya di dua tahun terakhir ini. Aku pun melakukan yang sama buatmu sayang, berdoa di tengah malam itu, mendoakanmu dengan tulus. Sehat, berkarya dan mengucap syukur itulah tiga hal yang aku minta sama Tuhan.

Kita pernah berjanji untuk mengalahkan segala tantangan bersama. Yakinkanlah itu senantiasa.

November 04, 2010

menulis bagi saya...

by uLLy di 7:26 pm 0 komentar

Suatu hari saya pernah cerita ke seseorang yang notabene memang ahli di bidang tulis-menulis, seorang pujangga, sekaligus pemilik rumah penerbitan baru-baru ini. Di obrolan saya itu, sempat saya curhat bahwa saya kesulitan saat mengungkapkan gagasan atau bahkan sampah-sampah pikiran saya dalam suatu tulisan, ketika tulisan itu nantinya akan ter-publish di ranah web 2.0 alias situs online. Saya sempat putus asa, takut mengungkapkan ide bahkan bertendensi untuk menyimpannya sebagai draft saja di folder saya.

Dan seseorang itu malah menertawai kekonyolan saya, katanya:”menulis itu kan ungkapan bahagia yang kita rasakan, kita apreasiasikan dalam rangkaian kata-kata” . Jadi kenapa kita menulis terus kemudian menjadi susah karenanya?. Kenapa terus berpikiran menulis untuk membuat orang lain senang? Bukan seharusnya membuat kita merasa bahagia dan lega.

Saya pun mengangguk setuju, tanda mengerti. Saya pun makin paham bagaimana rangkaian kata-kata tadi bisa menjadi suatu kekuatan bila berasal dari hati, jujur apa adanya. Walau kadang masih harus banyak belajar tentang pemilihan kata yang tepat dan merangkaikan dengan lugas tanpa mengaburkan maknanya.

Blog, bagi saya adalah seperti catatan-catatan kecil tentang apa yang sedang saya alami atau apa terlintas di otak saya. Kalau katanya gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang dan kalau nanti saya mati mudah-mudahan meninggalkan jejak, yah ini, tulisan-tulisan sampah saya ini. Jadi bisa dibilang lewat tulisan di blog ini mungkin sebagai gambaran atau ungkapan seberapa banyak saya mengerti tentang hidup yang sedang saya jalani.


Kembali ke menulis di ranah situs online tadi. Yang namanya online, dan notabene di baca oleh banyak orang, sudah sepantasnya kita berhati-hati dengan apa yang kita tulis dan kita bagikan. “Menulis tapi pake hati” tulis slogan di salah satu situs yang saya ikuti. Dan saya berusaha untuk terus jujur dengan tulisan saya. BE POSITIVE, itu saja. Kalo ada yang bilang “mencoba menulis seperti layaknya berbicara”, saya koq malah kurang setuju dengan kalimat itu. Pasalnya karena saya bukanlah orang yang mampu berbicara bijak secara spontan, saya butuh waktu sesaat untuk mencerna sebuah percakapan dan kemudian menanggapinya. Sehingga yang terjadi justru sebaliknya, saya menjadi pribadi yang tak bisa ber-argumen secara frontal. Saya ingin belajar menghargai perasaan orang, ber-empati tepatnya. Sehingga bagi saya menulis menjadi media mengungkapkan ide, sanggahan atau tanda setuju saya, tentu saja dengan kata-kata yang lugas tanpa menyakiti.

Saat ada yang menuliskan sesuatu di ranah online dengan kata-kata yang keras dan blak-blakan, mohon maaf, saya bisa bilang “anda bukan menulis, tapi berteriak”; and do you know sometimes the word you say can hurt peoples feeling??. Padahal yang kita butuhkan cuma satu, “behave”, Jadi belajarlah untuk mengungkapan dengan MANIS. Pilihlah kata-kata yang bijak, yang membuat adem, karena dengan begitu pe-maknaan ditulisan tadi jadi tidak salah kaprah.

*akhirnya saya bikin tulisan “asli nyampah” kali ini, setelah bosen dengan kehebohan di lapak sebelah yang ternyata setelah “kopdaran” malah merasa jadi orang “penting” dan nulis ga pake hati dengan alasan “bosen dengan keadaan”. *cihhhh…

November 03, 2010

Early Winter...

by uLLy di 7:51 pm 0 komentar

Busan sudah bersiap memasuki musim dingin sepertinya. Untungnya matahari di pagi hari masih terasa agak hangat walau sesekali angin dingin menyeruak masuk menggerogoti tulang. Sepertinya ini akan jadi awal musim dingin saya yang kedua kalinya di negeri Ginseng ini. Sudah cukup mengerti pula persiapan apa yang harus saya lakukan.

Busan dikenal dengan kota pantai, hingga lebih hangat di bandingkan seoul atau bahkan daegu. Sialnya, kota ini jarang kebagian salju, kami hanya disiksa dengan angin kencang dan hawa dingin, tanpa salju. Well, cerita tentang salju memang bikin norak, terutama untuk golongan orang kampung macam saya yang baru kali pertama menetap di negeri yang memiliki 4 musim. Salju akan jadi hal yang di nantikan di musim dingin, selain daun yang berubah warna-warni di musim gugur, lainnya akan sangat biasa seperti kampung saya. Berbicara tentang salju, dan merasakan hujan salju di Busan terjadi justru pada saat musim dingin hampir berakhir. Sekitar akhir maret lalu tepatnya. Salju dimana-mana, dan kami menghabiskan waktu di luar bermain salju dan berfoto ria. Benar-benar norak, dan kami tidak peduli.

Hal lain tentang musim dingin adalah kedinginan dan menggigil. Telapak tangan dan kaki gampang sekali dingin. Kata supervisor saya yang “mom’s look” itu, mungkin saya kurang sehat alias punya gejala penyakit tapi ga menjadikan saya pesakitan. Menurutnya, telapak tangan dan kaki itu harus senantiasa hangat. Dan mungkin itu salah satu alasan saya untuk berjuang menemukan pria yang punya pelukan yang hangat… *hahahhhhaa.

Jadinya tiap hari, kapan saja, kemana saja, ramalan cuaca memang hal utama yang harus saya check, sangking saya takut banget kedinginan. Tapi seminggu ini saya agak bandel sepertinya, menguji ketahanan tubuh yang sudah seperti tulang yang terbalut kulit butek, saya memberanikan diri untuk memakai pakaian ala kadarnya. Alakadarnya, tentu pake jaket seadanya dan bahkan masing ber-stocking, *baaggooosss!!!. Parameternya adalah rumah saya yang memang selalu menyalakan system penghangat 24/7, alhasil begitu keluar rumah, menggigil dan niatan ganti jaket terpaksa dibatalkan mengingat rumah yang berada di lantai enam tanpa elevator. Dan seperti kemarin malam, ketika pulang dari lab sekitar pukul 4 dinihari, saya sukses menggigil di luaran saja. Sesampainya di rumah langsung tepar di balik selimut 2lapis.

Malam ini suhunya sekitar 7-8 derjat celcius, bodo amatlah, karena saya sudah siap dengan jaket winter saya, sampai mba Ratih nanyain :”Li, kau udah pake jaket winter?”. Saya pun hanya mengangguk mantap, kapan lagi ada kesempatan pake jaket winter kalo ga sekarang. *sambil berharap I’ll home at x’mas.. yyippiieee..*

Hawa dingin, jalanan sepi dan angin kencang adalah tiga serangkai yang selalu jadi paket komplet musim dingin. Dan “heater” akan jadi sahabat yang paling dicari kalo sudah begini. Dan kamu, akan jadi orang yang akan saya gigili, karena mengingatmu adalah seperti bara yang menghangatkan tanpa pernah menjadi abu. Itu yang saya suka… *akhirnya nge-gombal lagii… LOL
 

relax-breathe-smile Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei