
Baiklah, kali ini saya mau nulis tentang situasi terakhir di Korea Selatan. Selasa kemaren melalui pemberitaan situs CNN saya sempat menonton bagaimana kepulan asap hitam yang membumbung di langitnya Yeonpyeong Island in the Yellow Sea. Ini dipicu karena ada peluru nyasar pada saat latihan perang yang dilakukan tentara Korea Selatan dan Amerika. Dan disinilah asal muasal tawuran kembang api ini bermula. Aksi provokasi ini yang paling parah setelah tragedi kapal perang Cheonan yang memakan korban 46 orang, kalo tidak salah.
Korea selatan memang sudah berkonflik cukup panjang. Bayangkan negeri yang sudah notabene kecil ini, dibagi dua pulak, masih saja nda akur. Korea Selatan yang merupakan “Negara bagian Amerika” ini pun mengalami perkembangan yang significant di beberapa tahun terakhir ini. Jadi kalo sampai terjadi perang, saya ga bisa bayangin pemuda2 korea yang stylish abis nan bertingkah metro-seksual ini disuruh angkat senjata membela negaranya. Sungguh!!
Nah, karena pemberitaan heboh itu, status teman-teman mahasiswa Indonesia-korea penuh dengan bahasan “seputar perang dan kondisi yang memanas.”Mari baca kondisi saya disini saja daripada bergeram ria diantara pembahasan politik yang bikin mumet itu. Selasa kemaren saya malah barusan selesai “thesis presentasion”, kemudian baca dari berita yang satu sampai yang lainnya tentang kabar termutahir mengenai kondisi perbatasan di Korea. Besok paginya, masih juga membahas seputaran perbatasan, memantau dari lab seperti biasanya. Aktifitas kami berjalan dengan normal, saya masih bisa donlot jurnal (pamerr..), browsing dan nonton drama korea koq. Ya ialah, saya mungkin akan jadi orang yang paling egois seandainya darurat perang di umumkan, karena barusan selesai sidang dan bakal bisa ngebut ngurusin kelulusan, hahahahhha.. *digantung sama temen2 Indonesia lainnya.
Anak-anak muda korea juga kayaknya masih tenang-tenang saja, bahkan kedai minuman pun masih saja ramai. Artinya, provokasi kemaren itu ga terlalu membuat takut mereka, sudah terbiasa barangkali. Belum lagi sampai sekarang mami dirumah blom nelpon koq, terakhir kemaren pas selesai sidang nanyain gimana hasilnya doang. Dan sampai hari ini malah telpon nya juga tak kunjung datang. Agak lucu pas baca situs pemberitaan di Indonesia, katanya :”DPR meminta WNI yang ada di korea untuk segera di evakuasi”. Ya ampun, berasa kayak kita korban merapi atau mentawai kali yah? Kenapa juga ga ngurusin pemulihan korban tsunami dan merapi dulu pak, ketimbang bikin pernyataan yang bikin emak dan babe aye mencak-mencak di rumah.
Sampai saat ini, Busan dan sekitarnya masih dalam kondisi aman, seperti biasa saya bangun pagi juga masih telat koq, trus berangkat ke lab santé-sante, dan pulang setelah pukul 9 malam, dan menemukan jendela kamar tetangga yang notabene adalah motel (kamar gw tentanggaan sama kamar salah tau motel-red) juga masih menyala. Artinya, tiap manusia disini masih berkelakuan sewajarnya,*halah..
Jadi kalo ada yang komen tentang kabar yang menyeramkan itu, saya katakan disini (masih) aman saja, dan semoga akan segera membaik. Apa mau dikata, memang kenyataanya kalo Pimpinan Korut si “ rumput laut yang sakit” aka KJI itu emang titisan gila perang, ckckckckkckk….
Doakan yang terbaik untuk seluruh dunia, kadang saya merenung; dijaman yang serba digital ini, masih ada juga orang yang pikirannya primitive, seperti mahluk purba yang pengen sesuatu dengan cara berburu dan membunuh. Orang udah banyak mikirin Bulan sebagai tempat hidup setelah bumi, yang lain masih rebut nyari peng-aktualisasian diri dengan cara membabibuta…*halahhhh…
NB: so, please make a peace around the word.. coz we need "life in peace" not "rest in peace"....
Busan, Nov 25
0 komentar:
Post a Comment