September 28, 2010

when fall is coming...

by uLLy di 11:18 pm 0 komentar

Sudah memasuki awal musim gugur di Korea, boleh dibilang saatnya mengakrabi outer, knit, syal dan sesekali topi sebagai penjaga hangat suhu tubuh. Sudah memasuki bulan-bulan terakhir dari pengerjaan thesis saya juga. See, betapa waktu berputar amat sangat cepat. Tak terasa. Sepertinya tarikan nafas masih membaui angin musim dingin yang lalu. Melekat pun jelas di imajinasi saya. Tunggu saja, satu kayuhan lagi kita akan sampai di penghujung tahun. Yah, bersyukur juga untuk penantian panjang, bersyukur untuk jarak yang memisahkan raga saya dengan orang-orang yang saya kangenin keberadaannya, membuat saya belajar tentang menghargai kebersamaan, kedekatan diri. Yang bilang kalau hidup adalah sebuah perjalanan, bukan suatu tujuan, saya akan mengangguk setuju. Lihat saja, betapa Tuhan sudah mengatur tiap langkah orang-orang. Cukup serahkan saja hatimu, pasrahkan pada Pemilik hidup, dan lihat betapa ajaib jalan cerita yang sudah dia pilihkan. Untuk saya, banyak kali saya sering berada di situasi yang mengharuskan saya membuat keputusan, tapi saat saya hanya berdiam sejenak dan menenangkan diri, dan berbisik, “tell me what to do, God!!!”. Seketika hati saya pun akan terasa damai.

Kemarin, sebut saja saya sedang cemas tujuh keliling. Tentang eksperimen saya. Makan siang rasanya hambar saja saat saya kunyah. Untunglah di gengaman ada buku “Eat, Pray and Love”. Saya sedang baca buku itu, mencuri waktu di sela-sela kesibukan. Di chapter-4, saya menemukan situasi yang sama, yang dialami oleh Elizabeth. Tentang sebuah keputusan, tentang kecemasan. Dan selesai membaca chapter itu, saya lega..sungguh. Dia bilang: when someone seemed to have reached the state of hopeless and life-threatening despair, and it occur to her that sometimes people in this state will approach God for help. Terlihat agak miris memang, saat-saat kita berada di kesesakan barulah kita memanggil Tuhan. Tapi bukan bagian itu yang ingin saya respon, tapi lebih ke diri sendiri sebagai mahluk ciptaan-Nya. Walau sekuat apapun, sehebat apapun kita, ada saatnya kita akan berada di posisi dimana hanya Tuhan saja yang bisa menolong kita.
PUSH~Pray Until Something Happen….!!

Apa yang saya punyai saat ini, mungkin ini adalah bagian dari rangkain perjalanan saya mencapai bahagia. Saya sudah menemukan cercahannya, walau masih under-construction, saya tetap akan berusaha lebih baik. Saya tau, banyak orang-orang yang disekeliling saya saat ini sebenarnya menawarkan bahagia. Lewat tatapan mereka, lewat sapaan ramah, lewat tepukan lembut di pundak, dan saya belajar untuk lebih peka dengan semua itu dan berbahagia dengan itu.

Jalan Tuhan tak pernah mampu terselami. Dan satu hal yang selalu saya percaya bahwa akan ada pelangi setelah hujan yang menderas. Kalau sekarang ditanya, apa yang bisa membuat orang tua saya bahagia? Pasti mereka berdua serempak meminta saya “menikah. Sementara saya merentas mimpi saya untuk mengurai benang kusut menuju bahagia ala orang tua saya, lebih baik saya fokus nyelesaiin thesis, pulang dan sungkem secepatnya dengan mereka. Saya mulai rindu yang menggebu dengan mamah, bapak, abang dan adik saya. Selagi kami masih terpisah di 3 tempat yang berbeda, saya berdoa agar Tuhan senantiasa menjagai dimana pun orang-orang terkasih saya berada saat ini. Menjagai mereka, hingga tiba saatnya raga kami bisa berdampingan di meja makan berbentuk persegi panjang. Berdoa bersama dan menyantap daun ubi tumbuk dan ikan mas na-niarsik. Sambil sesekali melemparkan guyonan ke bapak saya yang agak susah mengunyah akibat gigi palsu yang kurang pas menempel itu. Saya rindu mereka. Dan selalunya di awal musim gugur ini, hati saya seperti ikut-ikutan menggugurkan tembok-tembok angkuhnya.

September 21, 2010

pasrah-kan saja

by uLLy di 12:55 am 0 komentar

Kepada siapa ku kan mengadu
Tuk tuturkan hasrat rindu
Duhai malam gelap yang menghampa
Hadirkan untuk ku dirinya

(Aku Rindu-Marcell)



Aku suka kala senja datang mulai berarak di awan. Menatap bulan menggantung di ujung langit sana, indah. Aku suka membayangkan kamu ada disini, disampingku saja. Tapi tak mungkin bukan, hampir mustahil. Sudah minggu yang ke 86 kali saat kita berada ribuan mil jarak yang membentengi raga. Sudah minggu yang ke-86 saat aku terbangun di pagi hari dan mulai memikirkanmu. Sudah minggu yang ke-86 dimana masih ada malam panjang tanpa hadirmu. Sudah minggu yang ke-86 sambil berdoa agar pekerjaanmu senantiasa dimudahkan.



Sebut saja Tuhan punya selera humor yang tinggi. Dibuatnyalah kita berjauh-jauhan padahal jelas-jelas kita masih sayang. Dibiarkanlah kita belajar hidup sendiri-sendiri padahal kita saling rindu. Diajarkanlah kita tentang arti keikhlasan dan mencari kebebasan padahal hati kita masih bertautan. Tapi kalau cinta tanpa rasa kangen dan perih, darimana kita tau kalau cinta itu nyata. Rasa rindu aku ganti saja dengan tangis, rasa cinta aku tulis saja dengan puisi. Tapi laki-laki di seberang sana, ketauilah ada saat-saat dimana asa hampir habis saja. Terkadang bahkan hampir gila membayangkan hati-ku ini milik siapa sebenarnya. Tapi kita bisa apa? Menunggu takdir, begitulah ujarmu. Bagaimana jadinya kisah kita, aku pun hanya bisa pasrah. Mungkin kita tidak bisa bersama sekarang atau nanti, aku malas berandai-andai. Asalkan kau baik disana, masih bernafas, itu baru saya peduli. Yakinkan saja-lah!!!



Dalam gelap ku panggil nama mu...

September 17, 2010

Pergimu...

by uLLy di 1:02 pm 0 komentar

Pergi yang kepagian? Mungkinkah ini yang tepat untuk melukiskan perih itu? aku bisa apa? Bahkan aku alpha menatapmu untuk terakhir kalinya. Mata itu akan terus menutup, nafas itu sudah pergi, raga itu tak bergeming. Usia itu menutup. Saat kusapa, kau takkan lagi berbalas. Aku bisa apa?

Menantikan mujijat? Sudah kami lakukan sampai di penghujung minggu ini. Tuhan berkehendak lain barangkali. Tuhan benar-benar punya selera humor yang baik yah? Dia memberikan sesuatu hal saat kita tak menyangkanya, dan bahkan tiba-tiba menariknya saat kita benar-benar mencintainya. Dan sekarang Tuhan sedang ber-kelakar, mengambil yang telah dia berikan, dulu.

Kau sudah tenang disana, aku pastikan itu. Turutlah cahaya putih yang memancar terang itu, laluilah… temui disana Tuhan. Duduk disampingnya yah bang. Minta Tuhan pegang kepalamu, biar denyutan perihnya tak terasa lagi. Kau sudah bisa tersenyum sekarangkan? Jangan-jangan lupa senyum sejak koma berhari-hari itu menderamu. Tenanglah disana, bersama Tuhan.

Aku bisa apa?
Kak Mega bisa apa?
Anak-anakmu bisa?
Menangis… cuma itu yang bisa kami lakukan, sekarang!!

Pergimu yang kepagian? Aku bisa apa?
*dalam tangisku di meja kerja, aku mendoakanmu, keluarga kecil yang kau tinggalkan.

Rest In Peace, Big Brother…
We Love U… much!!!
God Bless you…
Busan, 17 September 2010

September 15, 2010

A Great Friday...

by uLLy di 4:25 pm 0 komentar
Sebenarnya ini kejadiannya udah berselang beberapa minggu lalu, tepatnya Jumat, 3 Sept lalu. Tapi berhubung kesibukan dan mendapati blog ku terbajak, akhirnya sempat ngambek ga pengen nulis lagi. Hari ini moodnya lagi bagus, plus gemes pengen ngoceh di blog, akhirnya blog ini di-publish juga. Ntar pindahannya nyicil dikit-dikit deh, masih keserempet sama thesis juga ini.

Finally, I always believe about connecting the dots. It real, believe me. Where in every dot I am destinated to be, I pick up new frieds. So as I move along, I have greater love. And as I complete the picture, I more understand why I had to meet someone. And they all make sense. –Diana Rika Sari-


Jumat kemaren mungkin jadi “another surprised-day” buat saya. Sore itu, saya ngikutin acaranya di kampus, buat anak-anak mahasiswa Internasional, dikasih judul “A night of Walker House”. Acaranya tentang sejarah gedung “Walker House” yang posisinya berada di pintu samping kampus. Dulu, kata Prof. sepuh itu (lupa nama Prof-nya), Walker House ini adalah tempat mangkalnya tentara Amerika di masa perang Korea. Sempat hancur lebur kala si jago merah melumat habis bangunan ini. Kemudian di bangun ulang lagi, dan di beri tambahan kontruksi berbatu-batu. Sekarang Walker House dijadikan “Kantin” mahasiswa, begitulah kira-kira.

Kemudian, tepat pukul 06.00 pm, tiba-tiba telepon saya berbunyi, yaelahh.. segitu senengnya.. maklumlah hape saya jarang memang berbunyi, dan penggunaannya paling banyak adalah sebagai penunjuk waktu, *sungguh terlalu. Untuk sesama penghuni PKNU, kami cukup saling menyahut pake YM ato FB. Tadi, sebelum berbunyi itu, hape saya sempat terbanting, terlepas per-bagian-bagiannya, untungnya hape korea terkenal “bandel”. Begitu saya pasang ulang, syukurlah masih ON, bagoossss!!!. Besok-besok saya mau uji coba ngelempar orang mabuk kalo berani macem-macem, hahhahaa..^^. Ternyata si penelepon adalah seorang “Abang” ketemu gede, *tak menyangka. Padahal beberapa minggu lalu, kami pernah beberapa kali ngobrol via YM. Memang dia cerita kalo dia bakal hengkang dari tanah air demi sesuap nasib dan segenggam berlian (*ini serius.. hahhaha). Dan tak pernah dia menyebut KOREA, apalagi BUSAN di dalam rencananya itu. Dia cuma bilang :”aku mau cari duit, ngelaut dulu dalam waktu dekat ini”. See, dan sekarang dia malah nelpon saya dan bilang dia sedang di 부산역 (Busan Station-red). Dia nunggu saya ketemuan disana secepatnya, malam itu juga, karena dia akan berangkat Jumat pagi ke Jepang. Saya janji akan nyampe sekitar 7.30pm, ternyata kegiatan kampus itu agak lama berakhir. Ada acara minum Makolli pulak, dan nyobain kimchi-jon. Akhirnya, setelah berhaha-hihi dengan dua kenalan baru mahasiswi korea, akhirnya saya pamit dan buru-buru ke subway. Untunglah, abang saya itu nelpon lagi dan memastikan saya bisa datang apa tidak, secara dia tak ber-hape dan hanya dia yang bisa menghubungi saya.



Sesuai prediksi, lama perjalan naik subway dari Kampus ke Busan Station sekitar 25menit, sebelumnya kami sudah saling memastikan posisi masing-masing, agar tak linglung. Ternyata Busan Stat. lagi rame banget, ada pertunjukan air mancur disana, INDAH. Akhirnya kami bertemu, berjabat tangan dan mulai saling cela-celaan. Padahal dia adalah senior dua tingkat diatas saya. Tapi dengan dia, saya bisa cerita apa ajah, ngobrolin apa ajah. Tahun kemaren, Nopember kalo ga salah, kita janji untuk ketemuan di Jakarta kalo saya sudah kembali, karena dia juga berencana untuk tinggal di tanah air saja. Tapi ternyata Tuhan mempercepat jadwal ketemuan kami dan akhirnya dipertemukan di negara orang lain pulak. Senang pasti…. Surprised apalagi.



Bro’ Black, see u yah in unpredictable-time, soon… hahhahaaa… What a life…..
 

relax-breathe-smile Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei