Guratan wajahmu masih nyata di ujung ingatan.
Jelas, tanpa cacat.
Tatapan tajam apalagi, tak pernah lekang, sekuat apa aku menjauhkannya.
Kamu, lelaki di masa keremajaan, masihkah ada jawab bila kutanya.
Satu masa, kala semesta bertindak.
Tanpa isyarat.
Aku, akan menunggu tanpa lelah.
Meski tak berpunya, kita.
Tak mengapa!
Ini akhirnya, terakhir.
Isyarat tak cukup nyali.
Kamu, tak tergapai. Tak peduli, mungkin.
Aku, menunggu hati, penuh tak tersakiti.
Meski, tak mengapa!
March 07, 2013
Subscribe to:
Posts (Atom)