
Sudah seminggu terbengkalai otak tanpa merangkai kata-kata, ternyata kangen juga yah!! Baiklah mari saya ceritakan apa yang terjadi seminggu terakhir ini. Bisa dibilang ini minggu hectic antara jalan-jalan, sidang dan leyeh-leyeh…*halah.
Rabu, 17 Nov
Selasa minggu lalu saya udah ceritakan kalo mahasiswa Indonesia yang ada di PKNU mengadakan acara amal yang diberi nama #onedayforindonesia itu? Nah, besoknya Rabu (17 Nov), bersama teman-teman satu lab kami menyambangi Pulau Jeju. Ada symposium tahunan dan kebetulan Prof kami adalah Ketua Panitia-nya, jadi beliau membawa kami serta merta untuk dijadikan bahan “display”. .. hahhaa, maklumlah lab kami yang berpenghuni sekitar 25-an orang itu yang berasal dari 6 negara, cukup meningkatkan gengsi si Prof apalagi dia lebih senior dibanding Prof2 lain yang bakal hadir di symposium itu.
Pulau Jeju disebut-sebut sebagai Bali-nya Korea, selain terkenal sebagai tujuan wisata yang muahal, juga sebagai tempat favorit bulan madu bagi kaum muda. Ihhhiiirr.. Yak saya juga masukin Jeju-do sebagai salah satu target tujuan honeymoon selain Bali dan Jepang…*sok-sokan..biarin!!!
Seperti prediksi yang sudah-sudah, jalan-jalan sambil symposium kali ini [dibalang Prof pake prosiding, hahahha] bakalan amat sangat membosankan, pasti!! Jadwal pesawat adalah pukul 03.00 pm, tapi kami harus diburu ke bandara yang cuma ditempuh sekitar 15-20menit itu di pukul 11.30 am, akibatnya saya sebagai warga kost2-an yang ga sempat sarapan harus menahan lapar dan dahaga -lebay- sesampai di bandara. Pengganjal terpaksa membeli secangkir “Hot choco” dan sekerat donat, sungguh sekarat rasanya menahan lapar di awal musim dingin kayak gini. Setelah ketua rombongan mulai menghitung-hitung pasukannya, kami digiring masuk ke badan pesawat Jeju-air. Penerbangan berlangsung hanya 45 menit, dengar-dengar kalo naik kapal bisa sekitar 12 jam perjalanan. Duduk pas deket jendela bikin saya lebih leluasa menatap pemandangan bawah yang spektakuler, sekalian menguji tingkat ke-phobia-an saya terhadap ketinggian. Berniat ambil foto-foto awan juga, sialnya kaca jendelanya jorok bener, akhirnya saya pun cuma berhasil jepret dengan hasil standar..*mulai nyalahin kamera SLR yang memang masih oon banget menggunakannya!!!. Oh yah, pas take-off, saya pun harus menutup daun telinga rapat-rapat, berdasarkan pengalaman, bahwa saya ternyata mengalami Oklusi Tuba, apa itu?
Oklusi Tuba atau adanya sumbatan pada saluran tuba yang berada di telinga. Tuba eustachius / Eusthacian tube adalah saluran yang dimulai dari telinga tengah dan berakhir dibelakang hidung atau didaerah pangkal tenggorok. Saluran ini berfungsi untuk menyeimbangkan tekanan udara di telinga tengah dan tekanan udara di luar. Bila terjadi perbedaan tekanan maka saluran ini akan membuka dan membiarkan udara masuk ke telinga tengah sehingga tekanan menjadi seimbang.
Harusnya saya menggulum permen atau mengunyah buble-gum atau menelan ludah berulang-ulang sehingga tuba terbuka dan udara luar dapat masuk ketelinga bagian tengah. Diantara beberapa alernatif itu, saya lebih memilih menutup telinga rapat-rapat dengan menguap berulang-ulang, hahahhaa *udikk!!!.
Mendarat di “Jeju International Airport”, sempat foto2 juga di TKP, trus melototin ibu ketua rombongan yang riweh sama mobil sewaaan. Ibu ketua rombongan saya ini emang sangat panikan, mood-nya bisa berubah-ubah seketika dan kebiasaan buruknya adalah kami harus tetap di barisan ga boleh kemana-mana sementara dia suka menghilang entah kemana, sebel banget.
Hampir sejam juga cuma nongkrong di bandara dan mereka diskusiin hal-hal yang ga penting dan yang pasti kami sudah lapar akut. Dua mobil sewaan yang berisi mahluk “alien” dan native pun berpisah di gate keluar, Yess!!! Kami pun memulai perjalanan keliling Jeju-do sesempat yang kami bisa. Dr. Lee sebagai supir teladan kami, mengajak untuk sekedar muter-muter di sekitar pantai, dia sangat suka dengan Jeju-do, jadi walau sudah berkali-kali kesini dia selalu berkeliling jadi tak heran dia fasih menjelaskan kondisi Jeju-do ke kami-kami yang baru kali pertama kesini.
Sempat foto-foto sekitar pantai, dan menikmati sunset yang ga sampe 5 menit, indah banget!!! Suhu di Jeju-do ternyata lebih hangat dari prediksi sebelumnya, padahal saya udah memuat segala-gala lapis dua, dengan bayangan Jeju-do yang menggigil, ternyata salah besar. *disalah2in pas liat bawaan yang besar dan berat.
Tempat penginapan berupa bungalow, tapi mereka menyebutnya dengan “mansion”, entahlah. Tapi dibandingkan tempat-tempat penginapan kalo kami sedang MT aka Member-Training, penginapan ini yang paling kerenlah.
Masih diseputaran lapar dan meningkat ke level kelaparan, akhirnya kami baru bersantap malam dipukul 08.00 pm, dan seketika saya melahap karbohidrat beberapa sendok, langsung lemas rasanya badan, loh koq?
Masih ingat dulu pernah bahas “hipoglikemia” bareng teman, nah sepertinya saya terkena “hipoglikemia reaktif”, dimana tubuh langsung lemas setelah mengkonsumsi karbohidrat, kadar insulin saya sepertinya tidah stabil. Kejadian ini sudah berlangsung hampir sebulan sejak hectic2-nya beresin thesis. Saya pun langsung jalan-jalan sekitar penginapan sekedar menetralkan kondisi tubuh yang sedikit sesak dan lemas. Setelahnya saya tepar bukan karena mengantuk tapi karena saya terlalu lemas padahal hanya sekedar duduk dan menonton telivisi. Padahal sedang ada mahluk gagah yang sok cool dari kampus lain yang juga bergabung di mansionnya kita. Sempat dikenalin kalo dia itu mirip sama perenang cowok yang terkenal di korea, saya mah cuma angguk-angguk sambil lirak lirik.. so cool-damn…. hahhahhaa
Kamis, 18 Nov 2010
Sampai di lokasi symposium, saya banyak berterimakasih untuk pemilihan topik presentasi yang beberapa ada hubungannya dengan thesis yang senin depan akan disidangkan dan lainnya adalah topik2-interest saya. Begitu jadwal makan siang, saya, mba Ratih dan Himaya dari Srilanka pun bergegas mengisi amunisi yang hampir akut ini. Dan lagi-lagi saya masih lemas, tapi masih bisa di-handle koq. Symposium berakhir di pukul 17.30pm dan setelahnya adalah makan malam bersama. Sipppp…

Makan malam bersifat “all u can eat”, makan sepuasnya tapi pake manner dikitlah maklum ada banyak Prof juga yang meja-nya ga jauh dari kita. Setelahnya bisa ditebak, seluruh peserta symposium langsung di giring ke Bar yang punya tempat pembuatan beer sendiri yang dinamakan “ brewing, dibaca /bruwing/)”, kami diajak mencicipi beer yang dibuat langsung. Padahal sungguh mati saya ini tidak suka minum, pikir saya minuman berasa sepet dan pahit kayak gitu ngapain juga dibela-belain di teguk, mending minum “vodka” saja. But so sorry for this time, I can’t say NO to beer!!! Perkaranya, kapan lagi nyicipin beer Jejudo, hhahhahaha. Rasanya: keren banget, beda sama C*ss atau H*te yang biasa kami minum. Disinilah kami mendekam lama banget, mari dibayangkan, dari wajah ceria dan senyum lebar, sampe muka sembab dan sedikit kantuk plus bosen. Tapi kesal saya masih sedikit terobati karena saya dan si cool masih sempat lirik-lirikan pulak. Hahahhaa!!! Setelah para Prof akhirnya kelelahan menenggak beer dan tertawa, kami pun diajak bergegas meninggalkan mekju-jib itu, berakhirkah? Tentu saja tidak, party menenggak beer masih berlanjut di mension kami, dengan beberapa kenalan orang korea baru. Bagian ini saya tak peduli, yang penting si cool masih ada, *saya benar2 mabuk si cool itu sepertinya.
Jumat, 19 Nov 2010
Pagi ini saya dan kawan-kawan bangun agak telat, tadi malam saya ga bisa tidur nyenyak. Pasalnya saya merasakan kalo suhu penghangat ruangan itu terlalu panas, rasanya hampir terbakar. Mungkin ada hubungannya setelah menenggak beer barangkali, jadi suhu tubuh naik dan malah jadi tak nyaman. Ini hari terakhir di Jeju-do, saya pun berniat menuju kamar mandi untuk segera mandi pagi agar tidak tampak lusuh di depan si cool. Dia belum bangun pas saya keluar kamar, barangkali dia minum sampai menjelang subuh pikir saya. Menunggu antrian ke kamar mandi rasanya bikin mati gaya saja. Terpaksa saya ikutan sarapan dengan tampang lusuh binti kucel banget sedangkan si cool ternyata sudah rapi-jali… siaaull!!!!
Pukul 11.30 am, kami pun meninggalkan mansion menuju bandara, jadwal penerbangan kami lebih cepat 1 jam dari kemaren pas menuju Jejudo. Ternyata Tuhan baik bener deh, saya pun berada di satu mobil sewaan bareng si cool pulak. Tadinya kepikiran apakah kita berada di satu penerbangan atau engga. Setelah berpisah di parkiran, saya kehilangan jejak si cool, karena senior2 langsung ngajak jalan cepat-cepat ke loket penukaran tiket.
Untunglah kesalnya saya tiba-tiba kembali ke jalurnya, ketika dari arah timur saya liat rombongan si cool mengarah ke loket kami, ternyata mereka juga barusan tukar tiket di loket KoreanAir, hugs!
Karena masih ada waktu sekitar 1,5 jam sebelum departure-time, kami pun memutuskan untuk keliling di bandara saja, siapa tau nemu barang lucu yang murah,, *halah. Menikmati secangkit hot-choco [lagi] dan memperhatikan sekeliling, ber-gosip sampai menguap. Setelahnya kami memutuskan menuju gate langsung, dan saya udah ga ketemu sama si cool itu, padahal waktu di loket pengambilan tiket dia berdiri tepat di sebelah saya beberapa saat, dan saya sok jaimnya lihat2 hasil jepretan kamera saya, *sok sibuk!!!! Hahahahha
Setelah memastikan bergabung dengan rombongan lagi, saya, mba Ratih dan Himaya langsung menuju “duty-free shop”, lihat-lihat mana tau ada yang cocok di hati. Setelah muter-muter sekian menit, akhirnya saya menjatuhkan pilihan untuk membeli Parfum “Anna Sui”, wanginya keren banget dan harganya bikin keliyengan juga, hahahaa.
Waktunya kembali ke Busan, penerbangan 45 menit yang penuh dengan turbulence, akhirnya mendarat mulus di Gimhae-Airport. Dan entah kenapa saya tiba-tiba kangen sama Busan, kangen sama meja kerja saya, kangen sama aparte saya. entahlah..!!!!
Dan saya cuma punya waktu 2 hari untuk persiapan sidang thesis saya. Rasanya badan mau ambruk saja,, tapi apa mau dikata, saya terpaksa harus puasa tidur sampai hari senin.
*tulisan paling panjang, cihhhh..
NB: bagian yang cerita ttg si cool itu jangan terlalu ditanggapin yah? ini cuma bagian pemanis saja, ibarat mimpi, si cool itu diibaratkan bunga tidur saja, hahhaha
0 komentar:
Post a Comment