
Ini sekedar cerita tentang aura negative yang menyergap saya weekend kemarin. Semacam terkena efek murtad terhadap gaya hidup aman saya. Iyah, jumat malam kemaren saya bersama temen-teman lab saya ber-party ria, merayakan kelulusan kami (MSc and PhD). Acara semacam ini wajib hukumnya dilaksanakan dan yang pastinya akan sampai mabuk..opsss…itulah fakta sebenarnya. Jadi kata temen-temen korea saya, kalo di party-kelulusan itu, yang lulus itu (macam saya dan 4 orang lainnya itu) harus minum sampe geblek, sampai mabuk, sampai mampus, ga bisa pulang jalan kaki, jadi mesti di gendong.. hahahaa.. ini parah kali. Tapi yah sudahlah, kalian harus tau bahwa orang-orang Korea adalah manusia jago minum. Memang ada sih yang ga bisa minum, tapi jumlahnya sedikit dan parahnya kalau mereka diajak minum pasti langsung tertidur di bar. Nah, kalo begini, lebih baik dia ga diajak minum. Atau macam saya, sedari dulu selalu dtawarkan minum, tapi tetep keukeuh ga mau, alasannya cuma satu, yaitu saya ga suka rasanya beer atau soju (arak khas Korea), itu saja. Jadinya kalau kita makan malam sama Prof dan beliau sudah mulai menjalankan botol soju, saya ga punya alasan ga neguk tuh minuman aneh bin pahit mampus itu. Itu satu sloki kecil saja koq, setelahnya saya langsung menyingkir pelan-pelan dari area minum-minum, menyepi di sudut sambil nungguin mereka beres minum.
Nah, kejadian seperti itu ga bakal bisa saya lakukan lagi. Lah wong mereka bikin party untuk saya koq. Jadinya? Saya minum banyak. Biasanya soju ga lebih dari 2 sloki kecil (kadar alkoholnya bisa sekitar 20%), kali ini saya minum sampe 4 sloki, sigh!!!. Dan beer yang biasanya 2 gelas, saya langsung keliyengan, kali ini malah sampe 5 gelas. Ini mengikuti tradisi orang korea, saat seseorang menuangkan soju untuk orang lain menyimbolkan perhatian atau persahabatan. Jadi selama party berlangsung, saya hanya disuruh menadahkan gelas kosong untuk dituangkan soju atau beer..*sigh!!!.
Minum Soju itu ada aturannya loh, pertama jangan pernah mengisi gelas kita sendiri. Kedua, saat menerima soju dari seseorang yang lebih tua, tempelkan gelas soju ke telapak tangan kiri, dan pegang dengan tangan kanan, kemudian sedikit menunduk. Ketiga, saat ingin meneguk soju, hirup sebentar kemudian minum dalam sekali teguk (one shoot). Keempat, bila ingin menuangkan soju ke seorang yang lebih tua/senior, peganglah botol soju di tangan kanan, sementara tangan kiri menyentuh siku atau lengan bawah tangan kanan. Kelima, orang yang lebih muda harus selalu menunduk atau memiringkan tubuh ke arah 90derajat bila dimejanya ada orang yang lebih tua. Kelima, isi gelas soju bila sudah kosong, terus-menerus sampai acaranya selesai, hahahhha.
Jadi temen-temen lab saya langsung was-was, karena pemandangan yang kayak gini ga pernah mereka liat di saya. Alhasil saya pengen tidur euy, plus mual akut. Itu baru satu tempat. Saya kasih tau lagi, kalo budaya party di Korea ini ga cukup dilaksanakan di satu tempat. Jadi kalo kami biasanya dinner plus minum-minum dulu, kemudian pindah ke Bar khusus minum beer, terakhir ke Norebang aka karaokean plus minum beer lagi.
Soju (Hangul 소주; Hanja烧酒) adalah minuman distilasi asli Korea. Soju yang umumnya dikemas dalam botol kaca hijau sangat mudah ditemukan di Korea. Soju dijual di supermarket, restoran, bahkan warung pinggir jalan. Minuman yang terbuat dari beras ini adalah minuman yang digemari oleh baik laki-laki maupun perempuan, mulai remaja sampai orangtua. Bagaimana dengan harganya? Soju bisa dibeli dari mulai harga 1000-3000 won. Kalau mau di conversi ke mata uang rupiah mungkin sekitar sepuluh sampai tiga puluh ribu lah. Cukup murah kalo di korea. Jadi jangan heran kalau suatu waktu liat soju yang dikemas di botol mineral ukuran 1,5 liter-an. Ajibbb…. Tapi diantara jenis soju yang dijual, saya lebih suka meneguk soju yang dicampur beer yang disebut So-Mek (soju-Mekju/beer), tadi malam baru berbagi botol So-Mek dengan Bayu, hehehee.
Orang korea yang memang ahli minum biasanya dijadikan “Black-night“. Apa itu? jadi biasanya kalo kita lagi minum, kadang kala di barengi dengan permainan, nah kalo kita yang ga kuat minum, biasanya minta seseorang yang gantiin kita kalau kita ternyata kalah main. Nah orang itulah yang disebut “Black-night”. Tapi ada fakta yang menakutkan sebenarnya, bahwa berdasarkan penelitian kalau Korea menduduki tiga besar pengidap penyakit Gastric Cancer di dunia. Sumber pemicu terbesar mungkin ada pada alkohol. Di musim dingin seperti ini, banyak orang-orang korea yang miskin itu nyari duit hanya untuk bisa beli soju. Itu mereka minum agar tubuhnya tetap hangat. Untuk orang-orang muda, budaya minum dipakai sebagai perekat persahabatan, begitulah.
Saya sih akhirnya menyadari, bahwa saya sudah mulai resisten sama minuman itu. Tapi menjadikannya sebagai salah satu cara mereduksi stress atau mempererat persahabatan, bukan pilihan sayalah. Minum sewajarnya dan tetap mikirin sehat, itu yang harus terus saya pelihara. Mengorbankan diri hanya untuk menjadikan saya sebagai “jago minum” tak ingin rasanya, bukannya kenapa, masalahnya saya ga suka rasanya soju dan beer yang aneh itu… egghh.. Tapi kalau ada ajakan party minum, saya juga ga bisa nolak, datang saja, teguk sedikit kemudian pamit. Mabuk??? tidak akan....
2 komentar:
hihihi, trus jadi sempoyongan nggak, Jeng? Jadi pulang digendong? :D
Waktu awal2 di sini, aku langsung coba ampe mampu berapa banyak. Tapi ampe lebih dari 7 sloki belum terjadi apa2. itu belum termasuk somek. hahaha..
Sejak itu, satu gelas cukup. takut karena tak terjadi apa2 malah makin terbiasa dan tak terkontrol. hehehe..
Post a Comment