
Tadi petang, sekitar pukul 6pm saya dikabari oleh Pak Don,rekan sesame mahasiswa disini. Beliau bilang kalo rombongan Kepada Badan SDMKP akan singgah ke PKNU lagi. Saya pun langsung buru-buru ke markas dan benar tak lama berselang para petinggi itupun sudah menyambangi markas kita. Senang banget, apalagi bisa berkenalan langsung dengan Bapak Kepala Badan yang baru dengan suasana yang lebih informal dalam konteks saya sebagai mahasiswa. Kesempatan pula ngobrolin mengenai kendala dan beberapa pemikiran yang mengganjal akhir-akhir ini. Syukurnya lagi, Bapak Kepala Badan sangat moderat dan memberikan kita keleluasaan untuk mengungkapkan gagasan kita.
Oh yah, setelah acara dinner yang santai dan diskusi panjang tadi, hati saya sesungguhnya sedang kembang kempis. Soal apa, nanti kalo sudah waktunya akan saya ceritakanlah, yang pasti ini lebih dari sekedar kesempatan lebih tepatnya sebagai mandat.
Setelah kembali ke lab, saya lalu iseng menyapa kawan lama saya. Kata kawan sepertinya kurang pantas saya sebutkan, saya panggil dia “om” saja, karena usianya memang lebih tua dari saya. Pembicaraan kita awal-awalnya seputar kegiatan yang masing-masing sedang kami geluti, berlanjut ke percakapan garing. Dan entah mengapa saya koq bisa-bisanya ngomong banyak tentang Sumber Daya Alam aka SDA Indonesia, tentang perkembagan dunia penelitian di Indonesia, tentang kecemasan saya tentang banyaknya SDA yang dicuri dengan embel-embel kerjasama bidang penelitian. Ini mungkin efek diskusi panjang tadi dengan rombongan BPSDMKP itu barangkali. Lalu saya ceritalah tentang galaunya saya mengenai Indonesia, tentang impian saya yang masih abu-abu tadi tentang bangsa Indonesia sebagai bangsa yang besar.
Dan inilah tanggapan “om” yang saya ajak chatting tadi:
Perasaan yg kau rasa itu wajar saja muncul di setiap perantau di luar negeri. Manusia lumrah menginginkan kenyamanan…dan kepastian, tapi bukan sebuah kesalahan Tuhan mengizinkan kita terlahir sebagai bangsa Indonesia. Saat ini negara sedang susah dan sedih,
sakitnya sudah menahun dan nyaris dia mati... Cuma kita orang muda yang mampu membawa serum penyembuhnya.
Pepatah mengatakan; tuntutlah ilmu sampai ke negeri cina, bahkan ke ujung dunia..
tapi saatnya kau diminta kembali..pulanglah. Sebab manusia hidup bukan untuk sekedar mencapai makanan yang cukup, tapi manusia hidup karena keyakinan yang tertanam dalam jiwanya dan keyakinan itu adalah mandat budaya yang langsung dititipkan Ilahi dalam diri kita.
Menjamin kesejahteraan untuk rakyatNya di Indonesia. Menguasai alam indonesia yang diberikanNya untuk rakyat Indonesia dan sampai akhirnya kita dapat berkata "aku telah mengakhiri pertandingan dan aku menang didalamnya" kembali ke pada sang Khalik sebagai pejuang Indonesia..di negeri yg diberikanNya untuk kita dan seluruh keturunan Indonesia.
Bukan sebuah kebetulan kau dilahirkan di negeri ini uLLy…
Bukan sebuah kebetulan pula kau dapat kesempatan indah disana…
Tentu ada point kerja keras dan usaha.
Tapi lebih dari itu penyertaan Tuhan adalah sempurna...rencanaNya besar untuk mu..
Pertanyaannya apakah kau mau dan siap berjuang dalam recananya itu?
Salah sekali bila agama Kristen hanya mengajarkan tentang keselamatan dalam Kristus sebagai point di setiap kebaktian dan pertemuan. Tapi satu point yg setara dengan point itu adalah mandat budaya yang juga Tuhan titipkan bahkan yang ada pada mula-mula ketika adam di cipta. Perintah kepada Adam: "penuhilah bumi dan berkuasalah atasnya"
Itu adalah mandat budaya untuk mengatur semesta dengan baik sesuai kehendaknya.
Kau berkata "semoga negeri ini bisa jadi bangsa yg besar."
Itu bisa...bahkan sangat bisa.
700thn lalu..
Saat majapahit menguasai hampir seluruh Asia Tenggara dan sedikit ke selatan juga timur,
betapa besarnya nusantara ini. Itu artinya kita pernah menjadi bangsa yang diperhitungkan dalam sejarah…Bangsa yang besar
Tapi kita kehilangan dan haus akan pemimpin yang membumi dan mengenal panggilannya.
Katakanlah seperti Raden Wijaya, Raden Patah...terus ke Trunojoyo..dan teruusss ke Tan Malaka sampai ke Bung Karno..
setelah itu STOP!
Indonesia seperti pada masa pembuangan..
Yang sedang mempersiapkan lahirnya pempimpin baru yang kembali akan membawa kejayaan itu. Tapi tentunya dengan arah yg lebih jelas, dari sekadar Majapahit Atau Bung Karno..
Itu bukan hanya mimpi...tapi itu akan menjadi nyata
Bagaimana?
"Besi Menajamkan Besi, Manusia Menguatkan Sesamanya" Kawan Sebangsa Menguatkan Sebangsanya
Rawe-rawe rantas,malang-malang putung..apapun yang menjulur akan dibabat, yang melintang akan dipatahkan
Itu pepatah masyarakat Jawa pada kala itu. Saat dia harus memperjuangkan keyakinan membela keyakinan, tentu dalam konteks negara dan nusantara
Kalo sudah sampai di Indonesia tepatnya Siantar..kabari aj ya!
+628569450**** itu nomerku, masih ada yang harus kita diskusikan.
Ujarnya mengakhiri kuliah tentang kebangsaan malam ini. Dia buru-buru pamit, karena besok pagi-pagi harus terbang ke Borneo.
Saya benar-benar speechless, pengetahuan kebangsaan saya ternyata sangat minim. Inginnya saya masih sebatas mimpi, dan semoga mimpinya dia untuk jadi salah satu pemimpin masa depan itu akan jadi kenyataan, saya berdoa untuk dia.
Nanti kalo ada diskusi tentang kebangsaan lainnya, akan saya bagikan lagi deh, makasih om Wadio Pasaribu, u’re so gorgeous, jangan salahkan saya yang sudah mengagumimu sejak dulu, saat saya masih bau kencur, hahhahhaaa.. kalo sekarang saya sudah bau kimchi.. *eghhh.nggomballll...
0 komentar:
Post a Comment