Finally, I always believe about connecting the dots. It real, believe me. Where in every dot I am destinated to be, I pick up new frieds. So as I move along, I have greater love. And as I complete the picture, I more understand why I had to meet someone. And they all make sense. –Diana Rika Sari-
Jumat kemaren mungkin jadi “another surprised-day” buat saya. Sore itu, saya ngikutin acaranya di kampus, buat anak-anak mahasiswa Internasional, dikasih judul “A night of Walker House”. Acaranya tentang sejarah gedung “Walker House” yang posisinya berada di pintu samping kampus. Dulu, kata Prof. sepuh itu (lupa nama Prof-nya), Walker House ini adalah tempat mangkalnya tentara Amerika di masa perang Korea. Sempat hancur lebur kala si jago merah melumat habis bangunan ini. Kemudian di bangun ulang lagi, dan di beri tambahan kontruksi berbatu-batu. Sekarang Walker House dijadikan “Kantin” mahasiswa, begitulah kira-kira.
Kemudian, tepat pukul 06.00 pm, tiba-tiba telepon saya berbunyi, yaelahh.. segitu senengnya.. maklumlah hape saya jarang memang berbunyi, dan penggunaannya paling banyak adalah sebagai penunjuk waktu, *sungguh terlalu. Untuk sesama penghuni PKNU, kami cukup saling menyahut pake YM ato FB. Tadi, sebelum berbunyi itu, hape saya sempat terbanting, terlepas per-bagian-bagiannya, untungnya hape korea terkenal “bandel”. Begitu saya pasang ulang, syukurlah masih ON, bagoossss!!!. Besok-besok saya mau uji coba ngelempar orang mabuk kalo berani macem-macem, hahhahaa..^^. Ternyata si penelepon adalah seorang “Abang” ketemu gede, *tak menyangka. Padahal beberapa minggu lalu, kami pernah beberapa kali ngobrol via YM. Memang dia cerita kalo dia bakal hengkang dari tanah air demi sesuap nasib dan segenggam berlian (*ini serius.. hahhaha). Dan tak pernah dia menyebut KOREA, apalagi BUSAN di dalam rencananya itu. Dia cuma bilang :”aku mau cari duit, ngelaut dulu dalam waktu dekat ini”. See, dan sekarang dia malah nelpon saya dan bilang dia sedang di 부산역 (Busan Station-red). Dia nunggu saya ketemuan disana secepatnya, malam itu juga, karena dia akan berangkat Jumat pagi ke Jepang. Saya janji akan nyampe sekitar 7.30pm, ternyata kegiatan kampus itu agak lama berakhir. Ada acara minum Makolli pulak, dan nyobain kimchi-jon. Akhirnya, setelah berhaha-hihi dengan dua kenalan baru mahasiswi korea, akhirnya saya pamit dan buru-buru ke subway. Untunglah, abang saya itu nelpon lagi dan memastikan saya bisa datang apa tidak, secara dia tak ber-hape dan hanya dia yang bisa menghubungi saya.

Sesuai prediksi, lama perjalan naik subway dari Kampus ke Busan Station sekitar 25menit, sebelumnya kami sudah saling memastikan posisi masing-masing, agar tak linglung. Ternyata Busan Stat. lagi rame banget, ada pertunjukan air mancur disana, INDAH. Akhirnya kami bertemu, berjabat tangan dan mulai saling cela-celaan. Padahal dia adalah senior dua tingkat diatas saya. Tapi dengan dia, saya bisa cerita apa ajah, ngobrolin apa ajah. Tahun kemaren, Nopember kalo ga salah, kita janji untuk ketemuan di Jakarta kalo saya sudah kembali, karena dia juga berencana untuk tinggal di tanah air saja. Tapi ternyata Tuhan mempercepat jadwal ketemuan kami dan akhirnya dipertemukan di negara orang lain pulak. Senang pasti…. Surprised apalagi.
Bro’ Black, see u yah in unpredictable-time, soon… hahhahaaa… What a life…..
0 komentar:
Post a Comment